Pelatihan Teknik Photolangage, Kolaborasi UNJ dan Universiti Malaya untuk Pembelajaran Bahasa Prancis
Berita Baru, Kuala Lumpur – Sebuah kolaborasi inovatif antara Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universiti Malaya (UM) berhasil menghadirkan suasana pembelajaran yang berbeda melalui pelatihan teknik photolangage. Kegiatan yang berlangsung pada 14 Oktober 2024 di Fakulti Bahasa dan Linguistik Universiti Malaya ini sebagai upaya mempererat hubungan akademik internasional sekaligus berbagi pengalaman dalam dalam hal penerapan teknik pembelajaran bahasa.
Pelatihan ini diinisiasi oleh Program Studi
Pendidikan Bahasa Prancis (Prodi PBP) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNJ sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Dengan mengusung tema photolangage, metode ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Prancis dengan lebih kreatif dan interaktif melalui penggunaan gambar.
Sambutan Hangat Universiti Malaya
Acara dimulai pukul 09.00 waktu Malaysia, dengan kehadiran sejumlah tokoh penting Universiti Malaya seperti Dr. Siti Zaidah Zainuddin, Ph.D, MA, B. Ed, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, dan Dr. Rozita Che Omar, Ketua Departemen Bahasa-bahasa Asia dan Eropa. Dalam sambutannya, Dr. Rozita menyampaikan apresiasi mendalam atas kedatangan tim PkM UNJ.
“Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi mahasiswa kami, tetapi juga menjadi awal kolaborasi yang bermakna antara Universiti Malaya dan Universitas Negeri Jakarta. Kami berharap ke depan, Universiti Malaya juga dapat melakukan program serupa di UNJ,” ujarnya.
Sambutan hangat dari pihak tuan rumah terlihat dari antusiasme mahasiswa UM yang hadir dalam jumlah besar. Bahkan, peserta kali ini melampaui jumlah peserta pada pelatihan daring sebelumnya. Keceriaan dan semangat mahasiswa menjadi energi positif yang dirasakan oleh tim PkM UNJ.
Mengolah Imajinasi dalam Bahasa Prancis
Pelatihan dipandu langsung oleh Ratna, S. Pd, M. Hum, Ketua PkM, yang didampingi oleh mahasiswi Universiti Malaya sebagai MC. Selama pelatihan, mahasiswa UM dibagi ke dalam enam kelompok yang masing-masing diberikan tugas untuk membuat presentasi berdasarkan gambar yang mereka pilih. Peran gambar itu sendiri adalah untuk memicu imajinasi dan mendorong peserta berkreasi menyusun cerita dalam Bahasa Prancis.
Proses ini tidak selalu mudah, mengingat Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar utama di kelas mereka. Akibatnya, banyak terjadi campur kode atau code-mixing antara Bahasa Inggris dan Prancis. Namun, hal tersebut tidak mengurangi semangat mahasiswa. Justru, gelak tawa sering kali terdengar ketika mereka mencoba menyampaikan ide-ide unik dengan Bahasa Prancis.
Salah satu kelompok bahkan berhasil menarik perhatian dengan ide mereka yang mengaitkan tiga gambar berbeda dengan tema “kematian dan kenangan.” Mereka menyimpulkan bahwa hidup adalah rangkaian kenangan, dan ketika seseorang pergi selamanya, hanya kenangan yang tertinggal. Ide ini menjadi bukti betapa kreatifnya mahasiswa dalam mengeksplorasi gambar sebagai media berpikir.
Belajar dengan Cara Menyenangkan
Teknik photolangage yang digunakan dalam pelatihan ini memang dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang santai, tetapi tetap produktif. “Melalui gambar, mahasiswa diajak untuk berpikir secara visual dan imajinatif, sekaligus melatih keterampilan berbahasa mereka secara alami,” ujar Ratna.
Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan ide mereka menggunakan PowerPoint, diikuti dengan sesi umpan balik dari tim PkM UNJ dan diskusi interaktif. Hal ini menciptakan suasana kelas yang hidup, di mana mahasiswa tidak hanya belajar, tetapi juga berbagi pengalaman dan gagasan.
Langkah Awal Kolaborasi Internasional
Kegiatan ini menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam dunia pendidikan. Dengan metode yang segar dan inovatif, pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat akademik bagi mahasiswa Universiti Malaya, tetapi juga membuka peluang pertukaran pelajar antara dua universitas.
“Kolaborasi seperti ini adalah bukti bahwa pembelajaran bahasa bisa melampaui sekadar hafalan tata bahasa. Kami ingin mahasiswa belajar dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan nyata,” ungkap Ratna.
Acara ditutup dengan refleksi dari peserta, yang mengungkapkan rasa senang dan syukur mereka atas kesempatan belajar dengan metode baru. Salah satu peserta bahkan menyebut pelatihan ini sebagai pengalaman unik yang memperluas wawasan mereka dalam berkomunikasi dengan Bahasa Prancis.
Melalui teknik photolangage, kegiatan ini telah membuktikan bahwa pembelajaran bahasa tidak harus membosankan. Dengan kreativitas dan kolaborasi, mahasiswa mampu mengeksplorasi bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri dan memahami dunia.