Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M UNEJ Gelar FGD Kajian Sosial Ekonomi dan Lingkungan di DAS Glondong Banyuwangi
Berita Baru, Banyuwangi – Dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Penelitian Kerjasama Tahun Anggaran 2024, telah diselenggarakan acara Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kajian Sosial Ekonomi dan Lingkungan di DAS Glondong Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur”, Kamis 9 Januari 2024. Acara ini bertempat di Wisata Desaku, Dusun Bayurejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, dengan dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga selesai.
FGD ini merupakan bagian dari langkah strategis penelitian yang bertujuan memahami berbagai aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong. Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk 14 pemdes dari 5 kecamatan di Banyuwangi, akademisi, praktisi lingkungan, masyarakat setempat, serta pihak terkait lainnya.
Acara ini bertujuan mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan solusi terkait tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi DAS Glondong. DAS Glondong merupakan wilayah yang memiliki peran penting bagi masyarakat sekitar, baik sebagai sumber daya alam, penggerak ekonomi, maupun sebagai kawasan konservasi lingkungan. Namun, kawasan ini juga menghadapi berbagai tantangan, seperti degradasi lingkungan, perubahan pola penggunaan lahan, dan tekanan sosial-ekonomi yang berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem.
Acara FGD diawali dengan sambutan dari ketua panitia, Ketua Peneliti sekaligus Koordinator Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M UNEJ, Dr. drg. Banun Kusumawardani, M.Kes., yang menjelaskan latar belakang dan urgensi penelitian ini. “DAS Glondong memiliki nilai strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, melalui FGD ini, diharapkan muncul gagasan dan solusi inovatif yang dapat menjadi rujukan untuk menyusun kebijakan strategis di masa depan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan mendorong kolaborasi antarsektor dalam pengelolaan DAS secara berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara kepentingan lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat,” ujarnya.
Selanjutnya, peserta diajak untuk berdiskusi. Diskusi ini membahas berbagai isu utama, seperti dampak sosial berupaperubahan sosial yang terjadi akibat pengelolaan DAS, seperti relokasi masyarakat atau perubahan mata pencaharian. Selanjutnya dampak ekonomi memilikipeluang dan tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat sekitar DAS, termasuk potensi pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Sementara itu, dampak lingkungan meliputi masalah degradasi lingkungan, erosi, dan pengelolaan hutan yang memengaruhi kualitas DAS Glondong.
Dalam sesi diskusi, peserta juga memberikan masukan berdasarkan pengalaman dan pandangan mereka. Hasil dari FGD ini diharapkan menjadi pijakan awal dalam penyusunan rekomendasi kebijakan dan program kerja untuk pengelolaan DAS Glondong secara holistik. Langkah-langkah strategis ini diharapkan mampu mengatasi tantangan yang ada, sekaligus memanfaatkan potensi wilayah secara optimal.
Kepala Desa Bayu, Yulia Herlina, ST, menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan sebagai bagian dari pendekatan partisipatif dalam pengelolaan sumber daya alam. “Kami berharap FGD ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menghasilkan aksi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.
“FGD ini juga menjadi wujud komitmen berbagai pihak dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Banyuwangi. Dengan mengutamakan pendekatan berbasis riset dan partisipasi masyarakat, diharapkan DAS Glondong dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistemnya di masa depan,” ujar Dr. Ali Badrudin, S.S., M.A. selaku Sekretaris 3 LP2M Universitas Jember.
Sebagai langkah tindak lanjut, hasil dari diskusi ini akan dirangkum dalam sebuah laporan yang menjadi bagian integral dari Program Penelitian Kerjasama Tahun Anggaran 2024-2025. Laporan tersebut akan mencakup analisis mendalam, rekomendasi kebijakan, dan strategi implementasi pengelolaan DAS Glondong yang berkelanjutan.
Melalui kolaborasi lintas sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan pengelolaan DAS Glondong dapat menjadi model percontohan bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi, keberlanjutan sosial, dan pelestarian lingkungan.
Dengan berakhirnya acara FGD ini, diharapkan semua pihak yang terlibat dapat terus menjalin komunikasi dan kerjasama untuk mewujudkan visi bersama yaitu menciptakan ekosistem DAS yang sehat, produktif, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.