5 Pemain Timnas Indonesia Berlatar Belakang Santri
Berita Baru, Sepakbola – Timnas Indonesia sedang menjadi perbincangan setelah berjuang di turnamen Piala AFF 2020. Namun tidak tahu jika banyak diantara para pemain skuad Garuda adalah seorang santri.
Keberadaan santri ini di skuad Timnas Indonesia merupakan hal yang wajar. Sebab, salah satu olahraga favorit di lingkungan pondok pesantren yakni Sepakbola. Para santri sering memanfaatkan waktu sore atau libur untuk bermain sepakbola.
Berikut lima pemain Timnas Indonesia yang memiliki latar belakang seorang santri:
Evan Dimas
Siapa yang tidak kenal Evan Dimas. Sang gelandang Timnas Indonesai ini pernah mengaji dan sekolah di SMA Nahdlatul Ulama Shafta Lontar Citra Surabaya.
Pemain kelahiran 1995 ini, telah menjadi salah satu idola di Tanah Air karena kepiawai memainkan bola diatas lapangan hijau. Ia sering menjadi kapten Timnas Indonesia dan telah sering mencetak gol untuk di kompetisi sepakbola Asia Tenggara.
Evan Dimas menemukan bakat sepak bolanya saat dilatih Roy Kasianto dan bermain untuk SSB Mitra Surabaya. Hingga akhirnya, Indra Sjafrie melihat skill dalam sosok Evan Dimas yang membuatnya kini menjadi salah satu tulang punggung Timnas Indonesia.
Witan Sulaiman
Witan Sulaeman merupakan santri Pondok Pesantren Syaikh Zainuddi Abdul Majid Anjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Ia menjadi pemain andalan di penyerang sayap Timnas Indonesia dibawah asuhan pelatih Shin Tae-yong. Dalam delapan pertandingan, Witan selalu menjadi starter.
Witan sendiri baru berusia 20 tahun, mampu bermain apik dalam membantu menekan lini pertahanan lawan. Selain ketenangan yang dimilikinya, Ia juga terampil dalam mengumpan dan tembakan.
Pria kelahiran 8 Oktober 2001 itu mengawali perkenalan dengan sepakbola bersama Sekolah Sepak Bola (SSB) Galara Utama.
Momen itu terjadi pada 2013 hingga 2016. Dari sana, kemampuan Witan tercium banyak pelatih, dan menembus ketatnya persaingan untuk masuk Sekolah Atlet Ragunan.
Di Ibu Kota, kualitas pemain murah senyum ini makin meningkat dan akhirnya bisa berkiprah di klub profesional sampai bisa bermain di klub Lechia GdaĆsk, di Liga Polandia.
Nadeo Argawinata Gemilang
Nadeo Argawinata Gemilang merupakan salah satu santri di Pondok Pesantren Al-Husna, Kediri. Saat ini ia memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
Kiper Timnas Indonesia ini menjadi perbincangan setelah meraih kemenangan 4-2 atas Singapura di leg kedua semifinal Piala AFF. Ia juga menyelamatkan gawangnya menahan tendangan penalti.
Pemain berusia 24 tahun ini mengawali karir sepakbolanya sejak di SSB Airlangga untuk memoles kemampuannya. Lalu, ia pindah ke SSB Macan Putih, Kediri. Jawa Timur.
Yadi Mulyadi
Yadi Mulyadi merupakan santri Pondok Pesantren Liunggunung. Punggawa Timnas satu ini memang tidak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam memainkan si kulit bundar.
Berawal dari Pesantren Liunggunung dalam Liga Santri, sama seperti Rafli, membuat nama Yadi menjadi punggawa Timnas Indonesia. Namanya mulai menyeruak di sepak bola nasional saat menjadi bagian Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018.
Kala itu, ia menjadi salah satu pemain yang diandalkan pelatih Fakhri Husaini di sektor lapangan tengah. Namun, jauh sebelum itu, yadi sebenarnya sudah meraih banyak kesuksesan di level junior sejak bermain di SSB Asad 313 Purwakarta pada usia 12 tahun.
Direkrut SSB Asad 313 setelah tampil menonjol di kejuaraan antar SD se-Purwakarta, jatuh bangun sempat dirasakan pemuda yang memiliki latar belakang santri Pondok Pesantren Raudlatut Tarbiyyah Liunggunung, Plered, Purwakarta.
Muhammad Rafli Mursalim
Muhammad Rafli Mursalim merupakan santri Pondok Pesantren Al Asy’ariyah di Banten. Rafli menemukan jati diri setelah mondok memperdalam ilmu agama. Namun, justru dari situlah karir top scorer Liga Santri 2016 di dunia sepakbola akhirnya terbuka.
Terlebih lagi, pihak Pesantren ia belajar sangat mendukung karirnya sebagai pemain bola. Sebab, Kiai Mahrusillah, juga memiliki hobi sepakbola.
Jika ada waktunya, Kiai Mahrusillah, selalu mengajak santrinya main bola. Rafli mendapatkan momentum emas saat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menggelar Liga Santri secara nasional pada 2016.
Kala itu, Rafli dan kawan-kawan berhasil lolos ke babak semifinal dan akhirnya pulang peringkat ketiga. Rafli memang sudah berpengalaman menimba ilmu di SSB Villa 2000 sejak berusia 5 tahun.