Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

7 Tips Menulis Buku Fiksi dengan Mudah
Dok. Foto: Mabel Amber, Messianic Mystery Guest from Pixabay0

7 Tips Menulis Buku Fiksi dengan Mudah



Berita Baru, Tips – Menulis memanglah bukan perkara mudah, namun menjadikan diri terbiasa menulis juga bukanlah hal sulit. Salah satunya adalah menulis buku fiksi. Teknik menulis buku fiksi dimulai dari proses penciptaan tema, menentukan tokoh dan menyeting plot hingga tulisan sampai pada penerbit tentunya berbeda dengan menulis nuku nonfiksi.

Menulis karya fiksi membutuhkan imajinasi dan kreativitas dari penulis untuk menciptakan sebuah cerita yang menarik dan dapat memancing emosi para pembaca sehingga mereka dapat merasa terlibat dalam rangkaian kisah dalam karya tersebut.

Sebelum menulis karya fiksi, penulis harus menentukan apa tema cerita yang akan ditulisnya, menentukan siapa saja tokohnya, menyeting plot yang menarik dan tidak mudah ditebak oleh pembaca dan lain sebagainya. Berikut tatacara menulis karya fiksi dengan mudah.

1. Membuat Peta Rencana

Membuat peta rencana karya fiksi adalah langkah pertama yang penting, karna dengan terciptanya peta rencana, maka proses penulisan karya akan lebih terstuktur. Berikut alur peta rencana tersebut terdiri dari; 1) tema dan tujuan penulisan, 2) menciptakan tokoh beserta karakternya, 3) membangun plot cerita, 4) membuat daftar isi (outline), 5) menulis, 6) revisi tulisan.

2. Membuat Tema

Tema merupakan pokok pikiran dalam suatu cerita. Tema merupakan dasar penulis untuk mengarang cerita. Dalam penulisan buku fiksi, tema dapat dipilih berdasarkan kehidupan kita sehari-hari, seperti tema tentang persahabatan, roman remaja, politik, komedi, thriller, horor, kekeluargaan, dunia pendidikan dan lain sebagainya.

Tema sangatlah menentukan isi cerita, terkadang cerita dapat diselingi dengan dua tema sekaligus, contohnya tema percintaan dan politik, komedi dan thriller. Hal ini akan menjadi parameter penulis untuk merangkai kisah dalam ceritanya nanti. Selain tema, penulis harus menentukan tujuan dan segmentasi pembaca. Hal ini untuk memudahkan penulis untuk merangkai plot dan gaya bahasa yang akan digunakan.

3. Menciptakan Tokoh dan Karakternya

Setelah menentukan tema, penulis menciptakan tokoh-tokoh beserta karakternya untuk membangun suatu cerita. Tentunya, penentuan tokoh dan karakternya juga menjadi kunci suatu cerita dapat dikatakan baik dan menarik. Adapun pemeran protagonis yang biasa dijadikan sebagai pemeran utama atau orang-orang di sekitar pemeran utama. Sedangkan pemeran antagonis sebagai penyeimbang cerita agar alur dan konflik dapat berkembang.

Penulis perlu membuat karakter masing-masing tokoh yang mampu membangun imajinasi pembacanya. Baik secara internal seperti visual tokoh, baik dari wajah, perawakan, gaya rambut, tinggi badan, kepribadian, intelektual dan lain sebagainya, maupun secara eksternal seperti budaya dan kebiasaan yang ada di sekitarnya.

4. Membangun Plot Cerita

Setelah rampung menentukan karakter tokoh, penulis melanjutkannya dengan membangun plot cerita. Supaya mudah dan terfokus (tulisan tidak menjalar ke mana-mana sehingga menghilangkan substansi tema), penulis dapat menggunakan teknik menulis dengan metode mind-mapping sehingga suatu tulisan lebih terstuktur.

Selain dengan metode mind-mapping, penulis juga dapat membuat rangkaian 5W + 1H untuk menjabarkan plot secara sederhana. Setelah mendapatkan gambaran, penulis dapat menentukan alur maju, alur mundur (flashback), atau alur campuran.

Poin penting dalam proses membangun plot adalah membuat akhir cerita yang tidak mudah ditebak oleh pembaca atau membuat plot twist yang biasa membelokkan ekspetasi pembaca terhadap cerita. Jika menulis cerita dengan membagi dengan beberapa segmen, ciptakan teka-teki yang menarik pada setiap akhir segmen sehingga pembaca akan penasaran dan terus melanjutkan kisah tersebut hingga tuntas.

5. Membuat Daftar Isi (outline)

Membuat daftar isi bertujuan untuk memeberikan gambaran pada keseluruhan buku. Penyusunan daftar isi dalam karya fiksi lebih bebas dibanding dengan daftar ini karya nonfiksi. Penulis dapat mengelompokkan adegan dan kejadian-kejadian yang berkesinambungan dengan cerita. Agar lebih baik, tulislah judul pada setiap segmen dengan menarik, singkat dan dapat mengundang rasa penasaran pembacanya

Daftar isi ini bersifat sementara, karna dalam proses penulisan sangat mungkin terjadi perubahan judul atau penambahan plot. Penulisan daftar isi juga akan menjadi acuan agar penulisan juga lebih terfokus.

5. Menulis

Setelah menyusun semua konsep, penulis dapat memulai menulis. Mulailah dengan narasi, dialog antartokoh sesuai dengan outline dan plot yang sudah dirancang. Penulisan dapat menggunakan tuturan gaya orang pertama yang mana penulis serba tahu dan terlibat dalam cerita sebagai salah satu karakternya. Ataupun menuliskan dengan tuturan gaya orang ketiga yang mana penulis tidak terlibat dalam cerita.

Teknik menulis dengan baik adalah penulis tidak hanya sekadar menulis cerita sesuai plot yang telah dirancang, namun harus dapat membangun emosi dan merangkai imajinasi dalam setiap alurnya sehingga tulisan tersebut ‘hidup’. Di sisi lain, penulis harus membuat target penulisan agar tetap disiplin menulis dan cerita selesai dengan cepat.

7. Revisi Tulisan

Setelah menulis keseluruhan cerita, penulis perlu meninjau kembali tulisannya. Jika terdapat kesalahan penulisan, plot yang berantakan, gaya bahasa yang kaku, konflik terlalu datar, dan lain sebagainya. Proses revisi harus dilakukan dilakukan dengan teratur sesuai dengan daftar isi yang telah dirancang untuk menghindari perubahan plot atau hal lainnya.

Namun sebelum merevisi tulisan, ada baiknya jika penulis sejenak mengistirahatkan pikirannya terlebih dahulu. Hal ini menjadi penting agar nantinya ketika penulis memulai kembali, pikiran akan lebih segar dan ide-ide subur kembali.

beras