9 Sanksi FIFA untuk Indonesia Bila Piala Dunia U-20 Batal Digelar
Berita Baru, Surabaya – Buntut penolakan terhadap Timnas Israel, Indonesia terancam batal menjadi tuan rumah Piala Dunia UU-20.
Tidak hanya terancam batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Indonesia juga terancam menerima sanksi berat dari FIFA karena dianggap telah melanggar ketentuan federasi sepakbola dunia itu.
Beberapa waktu lalu, FIFA telah membatalkan acara drawing atau pengundian Piala Dunia U-20 di Denpasar Bali yang rencananya akan digelar pada 31 Maret nanti.
Hingga kini belum ada penjelasan resmi terkait pembatalan acara drawing tersebut. Baik dari FIFA maupun PSSI.
Namun, dilansir dari laman resmi PSSI.org, dikabarkan sebelumnya, bahwa Gubernur Bali, I Wayan Koster menolak kehadiran Tim Nasional (Timnas) Israel dalam perhelatan Piala Dunia FIFA U20.
Menurut PSSI, penolakan Gubernur tersebut bisa menjadi alasan bagi FIFA untuk membatalkan Drawing Piala Dunia FIFA U20 karena telah dianggap melanggar garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan Pemerintah Provinsi Bali.
Padahal, Gubernur Bali sebelumnya telah menyepakati dan menandatangani Government Guarantee untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Government Guarantee merupakan dokumen perjanjian selaku kota tuan rumah yang ditandatangani pada 2019 lalu, ketika Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 ke FIFA.
Selain Gubernur Bali, juga terdapat beberapa kepala daerah yang turut menandatangani Government Guarantee tersebut. Yakni Wayan Koster (Gubernur Bali), Anies Baswedan (ketika itu Gubernur DKI Jakarta), Gibran Rakabuming Raka (Wali Kota Solo), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya), dan Herman Deru (Gubernur Sumatera Selatan).
Sementara Venue yang rencananya akan digunakan dalam Piala Dunia U-20 2023 nanti Ialah Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Mahanan (Solo), Stadion Gelora Jakabaring (Palembang), dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).
Selain itu, melalui laman resminya PSSI juga menjelaskan adanya 9 poin yang bisa menjadi sanksi bagi Indonesia bila Piala Dunia U20 2023 batal.
9 sanksi FIFA tersebut ialah:
1. Indonesia akan dibekukan oleh FIFA
2. Indonesia bisa dikecam oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA
3. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA
4. Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olah raga.
5. Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034
6. Federasi olah raga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga termasuk olimpiade
7. Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik.
8. Pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500.000 orang lebih terdampak langsung kalau sepak bola Indonesia terhenti.
9. Timnas U-16, U-19, U-20 tidak boleh ikut serta dalam ajang sepak bola Internasional jika FIFA membekukan PSSI dan berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir triliunan Rupiah.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga mengungkapkan, PSSI akan mengantisipasi kemungkinan terburuk dari keputusan federasi sepakbola dunia tersebut.
“Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepak bola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepak bola Indonesia dari dunia,” ujarnya dalam laman PSSI, pada Minggu, 26 Maret 2023.
Menurut kata Arya, PSSI memahami betapa sulitnya memisahkan unsur politik dan olahraga. Menyikapi hal itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kemenpora.
“Ketua umum juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama untuk mencari solusi untuk semua ini baik secara diplomasi maupun politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepakbola Indonesia yang kita cintai,” ujarnya.
Arya juga meminta kepada seluruh pecinta sepak bola di Tanah Air yang ingin persepakbolaan Indonesia lebih maju, untuk bersikap sabar dan tenang.