Wabup Takziah ke Rumah Duka Korban Tragedi Kanjuruhan Asal Gresik
Berita Baru, Gresik – Mengetahui salah satu warga asal Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah menjadi korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah bergegas takziyah ke rumah duka, Senin (3/10).
Korban diketahui bernama Hidayatus Tsaniah (24). Perempuan yang telah menyelesaikan kuliah di Universitas Islam Malang (Unisma) program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) itu sehari-hari berdomisili di Malang. Dia merupakan alumni Ponpes Mambaul Ihsan, Ujungpangkah.
Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah atas nama pribadi sekaligus mewakili Pemkab Gresik menyampaikan berbelasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Hidayatus Tsaniah dalam tragedi Kanjuruhan.
“Kami sangat kaget ketika mendengar kabar ada ratusan korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Lebih mengagetkan lagi ternyata ada satu korban jiwa dari Gresik,” ujar Wabup Gresik, Senin (3/10).
Dia pun berharap pihak keluarga ikhlas dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka yang telah menimpa almarhumah. Dia menyebut peristiwa ini menjadi perhatian publik karena menelan ratusan korban jiwa serta korban luka-luka.
“Kami mendoakan semoga amal ibadah almarhumah Hidayatus Tsniah diterima di sisi Allah SWT. Dan pihak keluarga sabar dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka ini,” ungkapnya.
Wabup Gresik lalu bercerita bahwa saat masih remaja dirinya juga merupakan seorang supporter sepak bola. Kala itu, dia kerap menyaksikan secara langsung pertandingan laga sepak bola Persegres dan Petrokimia Putra di stadion.
“Kehadiran supporter untuk memberikan dukungan kepada tim sepak bola di stadion tidak bisa disalahkan. Sebab saya juga pernah merasakan jadi supporter. Bahkan saya pernah berangkat ke Jakarta untuk mendukung tim sepak bola Gresik,” ucapnya.
Sementara itu, Ayah almarhumah Hidayatus Tsaniah, Sukardi mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wabup Gresik. Dia berkata bahwa Wabup Gresik merupakan teman lamanya di dunia pendidikan saat menjabat sebagai Kepala Sekolah.
Sukardi lalu bercerita, dirinya mendapat kabar duka pada Minggu (2/10) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, dia ditelepon oleh seorang teman putrinya bahwa anaknya meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
“Entah kenapa malam itu saya tidak bisa tidur. Sekitar jam 01.00 WIB saya ditelepon oleh teman anak saya yang mengabarkan kalau anak saya meninggal dunia saat menonton pertandingan Arema,” ungkap Sukardi.
Mendapat kabar duka itu, Sukardi lantas hendak berangkat ke Malang untuk menjemput jenazah anaknya. Akan tetapi oleh beberapa kerabat, dirinya dicegah agar tidak berangkat dengan alasan keamanan seperti adanya sweping plat L dan W.
“Setelah kami tunggu, jenazah anak saya akhirnya datang diantar mobil ambulan sekitar pukul 08.00 WIB Minggu pagi hari,” paparnya.
Tampak hadir mendampingi Wabup Gresik saat takziyah antara lain, Camat Ujungpangkah Arifin, Babinkamtibmas Polsek Ujungpangkah Aipda Yones Yuono Nomo, Babinsa Koramil Ujungpangkah Serka Dais, dan Kepala Desa Banyuurip.