PBNU Melarang Berpolitik Praktis Tapi Endorse Erick Thohir
Berita Baru, Surabaya – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengeaskan bahwa NU secara kelembagaan dilarang terlibat dalam politik praktis, termasuk dukung-mendukung Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres).
“NU tidak boleh secara kelembagaan dilibatkan di dalam kegiatan partai politik apa pun untuk kepentingan politik praktis,” kata Gus Yahya kepada wartawan, pada Rabu (26/1/2022) lalu.
Dilansir dari Kompas.com, sebelum pencalonannya sebagai Ketum PBNU 2022-2027, Gus Yahya berulang kali menegaskan bahwa NU dalam kepemimpinannya akan mengambil jarak dengan kepentingan politik praktis.
Lepasnya NU dari kepentingan politik praktis secara kelembagaan sebetulnya bukan murni gagasan Gus Yahya, melainkan merupakan hasil dari Muktamar ke-34 Situbondo tahun 1984, berupa deklarasi agar NU “kembali ke khittah 1926”.
Endorse Erick Thohir karena Berhasil Jadi Steering Committe 1 Abad NU
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memberikan pernyataan melalui rilis kepada sejumlah media mengenai dukungannya kepada Erick Thohir untuk menjadi calon wakil presiden.
Gus Ipul mengatakan, banyak warga NU menginginkan Erick Thohir menjadi calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi Capres PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo.
Gus Ipul mengklaim, mendapat banyak pesan dari warga NU terkait hal tersebut.
“Banyak warga NU memang menginginkan Erick Thohir (menjadi cawapres Ganjar). Itu bisa dilihat dari hasil survei yang kita baca,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023), dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, alasan warga NU karena Erick Thohir sebagai Steering Committe 1 Abad NU dinilai berhasil merangkai acara tersebut dengan meriah.
“Sehingga menjadikan banyak warga maupun tokoh-tokoh NU menginginkan Erick Thohir bisa mendampingi Pak Ganjar dan ditawarkan ke publik,” ucap dia.
Bagi Gus Ipul, Ganjar-Erick merupakan pasangan ideal yang bisa ditawarkan ke publik dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
“Ganjar dengan pengalaman birokrasinya yang telah dua periode memimpin Jawa Tengah dipadukan dengan Erick yang merupakan tokoh muda yang memiliki visi kuat sangat cocok,” ungkapnya.