Tingginya Angka Kemiskinan di Jateng Membuat Elektabilitas Ganjar Nyungsep
Berita Baru, Surabaya – Berdasarkan hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan bahwa tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng) membuat elektabilitas Ganjar Pranowo nyungsep.
Direktur LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan dalam riset yang dilakukan LSI Denny JA Ganjar dianggap gagal menangani kemiskinan di Jawa Tengah.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Tengah merupakan provinsi termiskin kedua di Jawa pada 2022. Bahkan, angka kemiskinan di Jawa Tengah lebih tinggi dibanding rata-rata kemiskinan nasional.
“Rata-rata kemiskinan nasional itu di angka 9,57% di tahun 2022 dan tingkat kemiskinan di Jawa Tengah itu di angka 10,98%. Jadi, lebih tinggi dibanding dengan rata-rata kemiskinan nasional,” katanya, dalam konferensi pers hasil survei LSI Denny JA yang digelar daring, Jumat 19 Mei 2023.
Adjie menyampaikan, sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar dianggap gagal menangani isu kemiskinan. Padahal, menurutnya, isu kemiskinan dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA dari tahun ke tahun merupakan salah satu isu prioritas. Kata dia Isu tersebut merupakan isu penting bagi publik.
Adjie juga mengungkapkan faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo, di antaranya Ganjar dianggap bertanggung jawab atas pembatalan perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia dan Ganjar dinilai kurang memiliki kepemimpinan yang kuat karena statusnya sebagai petugas partai dan adanya persepsi bahwa Ganjar hanya menjadi boneka partai.
Survei LSI terbaru Mei 2023, elektabilitas Ganjar turun menjadi 31,9 persen, sedangkan elektabilitas Prabowo mengalami peningkatan menjadi 33,9 persen.
LSI juga memaparkan bahwa penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo menjadi sorotan karena sebelumnya ia selalu mendominasi dalam survei elektabilitas. Hasil survei ini memberikan gambaran dinamika politik terkini menjelang Pemilihan Presiden yang dijadwalkan pada tahun 2024.
Adapun Survei LSI dilaksanakan pada periode 3 hingga 14 Mei 2023. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden dan memiliki margin of error sekitar 2,9 persen.