Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lambung Mangkurat Usai Gelar Seminar Sastra Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal
Berita Baru, Jakarta – Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat usai gelar Seminar Nasional pada Kamis, (07/03/2024) yang diselenggarakan secara daring via Zoom Meeting.
Acara diawali dengan sambutan Koordinator Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prof. Dr. Rusma Noortyani, M.Pd. Mewakili penyelenggara, ia berharap seminar nasional secara daring tersebut dapat memberikan kemanfaatan dan keberkahan.
Selanjutnya, sambutan kedua sekaligus sebagai pembuka dibawakan oleh Direktur Pascasarjana, yang diwakili Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Pahmi Ansyari, M.S.
Fahmi menekankan bahwa civitas akademika harus terus membangun sastra yang berbasis kearifan lokal agar budaya kita tak tercerabut seiring berjalannya zaman.
“Kami berharap kita terus bergerak, dan pantang berhenti untuk menciptakan produktivitas dalam mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia,” harapnya.
Dimoderatori oleh Aulia Novitasari, M.Pd. seminar nasional kali ini menghadirkan dua narasumber pakar di bidangnya, yaitu Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum.(Universitas Negeri Jakarta) dan Prof. Dr. H. Fatchul Mu’in, M.Hum. (Universitas Lambung Mangkurat)
Ditugaskan sebagai pembicara pertama, Novi membawakan dan mempresentasikan materi dengan judul “Sastra Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal”.
Ia mengatakan bahwa kerangka berfikir penelitian sastra mengarah pada penerapan ilmu sastra secara interdisipliner.
“Dalam sastra pariwisata, sastra tidak dilihat lagi hanya sebagai teks sastra, namun sebagai produk budaya yang merupakan hasil perjuangan manusia menyikapi berbagai macam tantangan kehidupan bayar lebih mudah dan berkualitas,” ujarnya.
Novi menerangkan bahwa sastra dan pariwisata memiliki hubungan resiprokal dan saling tarik menarik.
“Artinya banyak karya yang mendapat inspirasi dari wisata, dan begitupun sebaliknya, daya tarik wisata bertambah populer karena sastra dan sastrawan,” terangnya.
Novi mengakhiri, bahwa kontribusi kajian sastra kepada kajian pariwisata adalah dalam pengakuan karya sastra atas brand penyediaan destinasi wisata. Potensi sastra dan tradisi lisan Indonesia berpeluang dikembangkan dalam beragam produk sebagai pendukung pariwisata dan penciri wilayah serta destinasi wisata yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Pembicara kedua, yaitu Fatchul Mu’in membawakan materi dengan tema kearifan lokal pasar terapung yang merupakan wujud ruang dengan mempertimbangkan ekologi sungai sebagai media transportasi dan interaksi sosial.
Acara dilanjutkan dengan dialog interaktif antara audiens dan narasumber. Sampai akhir acara, ada 114 peserta yang ikut dalam seminar nasional.