Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

JADI Gelar Unjuk Rasa, Sebut Bank Jatim Menjadi Sarang Koruptor

JADI Gelar Unjuk Rasa, Sebut Bank Jatim Menjadi Sarang Koruptor



Berita Baru, Surabaya – Jaringan Aktivis Demokrasi Indonesia menggelar unjuk rasa di halaman Bank Jatim, Rabu (16/10/24). Aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan krena Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dinilai tidak dikelola oleh orang-orang yang berkompeten.

Ery Mahmudi, Koordinator Lapangan (Koorlap) menegaskan bahwa seharusnya BUMD dikelola oleh orang-orang yang tidak saja memiliki kompetensi, tetapi yang lebih prinsipil dan fundamental adalah orang yang memiliki integritas.

“Dan kami melihat Bank Jatim hari ini dikelola oleh orang-orang yang memiliki catatan buruk karena berada di lingkaran isu-isu tindak pidana korupsi besar. Sehingga terkesan bahwa, Bank Jatim diduga kuat menjadi sarang koruptor, yang dapat membahayakan uang masyarakat dan negara,” tegas Ery.

Ia menduga Bank Jatim menjadi sarang koruptor sangat sederhana, yakni keberadaan orang-orang atau pensiunan yang pernah diduga kuat terlibat kasus mega korupsi. Ery menyebutkan nama Edi Masrianto, Direktur keuangan Bank Jatim saat in.

Edi diduga kuat berada di dalam arus mega korupsi Impor garam di PT Garam, saat dirinya menjabat sebagai Direktur keuangan di perusahaan itu. Selain Edi Masrianto, Ery menegaskan, ada begitu banyak kasus kredit fiktif di Bank Jatim yang telah merugikan keuangan negara hingga ratusan miliar.

“Ada dugaan bahwa, kredit Fiktif Bank Jatim diperantarai (broker) oleh seorang komisaris Bank Jatim. Dugaan broker kredit fiktif ini dilakukan oleh salah satu komisaris Bank Jatim, dsn telah membuat kerugian yang luar biasa di Bank Jatim,” ungkap Ery.

Selain kredit fiktif, Ery mengungkapkan Bank Jatim masih terus memasukkan orang-orang yang tak kompeten. Imbasnya, kata Ery, Bank Jatim mengalami kebocoran dana yang dicuri Hacker pada 22 Juni lalu hingga 115 Miliar.

“Zulhelfi Abidin sebagai Direktur IT, yg direkomendasikan oleh eks Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, diduga terpilih sebagai Direksi IT karena kedekatan emosional dengan Eks Gunerbur, sehingga dampaknya adalah kebobolan dana Bank Jatim yang diduga dicairkan ke cypto oleh hacker,” tegas Ery.

“Harusnya Zulhelfi ini sudah ditangkap sebagai bentuk pertanggungjawaban atas posisi yg diembannya. Tapi sampai saat ini, jangankan diadili, kasus kebobola Bank Jatim oleh hacker ini terus saja berusaha ditutupi oleh pihak Bank Jatim,” imbuhnya menjelaskan.

Ery juga mengungkapkan ketidaknetralan Bank Jatim. Pasalnya, ada banyak pejabat tinggi Bank Jatim ikut mengkampanyekan salah satu paslon Gubernur Jawa Timur. Padahal, bagi Ery, hal itu harusnya tak bisa dibenarkan.

“Bank Jatim telah terlaku banyak melanggar ketentuan dan peraturan yg berlaku, termasuk rekrutmen direksi yg tidak sesuai kualifikasi persyaratan seperti Edi Masrianto,” ujarnya.

Itu sebabnya, dari pelbagai masalah itu Ery menuntut Aparat Penegak Hukum (APH) untuk melakukan penyelidikan, khususnya terhadap kredit fiktif dan kredit macet yang terjadi Bank Jatim. Di samping itu, ia juga menuntut pengusutan kasus Edi Masriyanto yang tidak cukup syarat masuk sebagai Direksi Bank Jatim.

“Da diduga kuat hanya memperkaya diri lewat korupsi. Serta, pecat seluruh broker yang direkomendasikan oleh salah satu komisaris bank jatim agar tidak semakin membuat kerusakan di Bank Jatim,” tuntut Ery.

“Pecat dan adili Zulhefli Abidin karena tidak becus mengelola sistem keamanan dana Bank Jatim dan telah merugikan negara. Jangan biarkan Bank Jatim menjadi sarang pensiunan yang memiliki catatan buruk dan dekat dengan lingkaran kasus tindak pidana korupsi,” tegasnya.

beras