Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Seabad A.A. Navis: Badan Bahasa Bekerja Sama dengan HISKI Luncurkan Buku Seratus Tahun AA. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya

Seabad A.A. Navis: Badan Bahasa Bekerja Sama dengan HISKI Luncurkan Buku Seratus Tahun AA. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya



Berita Baru, Jakarta – Badan Bahasa bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) menyelenggarakan Seminar Nasional dan Peluncuran Buku Seratus Tahun A.A. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Kamis (28/11).

Kegiatan ini menjadi puncak peringatan 100 tahun kelahiran sastrawan besar Indonesia, A.A. Navis, sekaligus momen refleksi atas kontribusinya dalam dunia sastra.

Hafidz Muksin, M.Si., Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melaporkan rangkaian kegiatan peringatan seratus tahun A.A. Navis yang dibuka di Padang dan acara puncak dan penutupannya diselenggarakan di Jakarta.

Seabad A.A. Navis: Badan Bahasa Bekerja Sama dengan HISKI Luncurkan Buku Seratus Tahun AA. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya

Ketua Umum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., mengungkapkan bahwa penyusunan buku ini melalui proses panjang sejak Maret 2024. Buku tersebut menghimpun 44 tulisan dari penulis di berbagai daerah, mulai Aceh hingga Papua, dengan tema yang mengulas pemikiran, karya, dan visi budaya A.A. Navis.

“Buku ini terdiri atas enam bab yang mengupas berbagai aspek, mulai dari paradigma keilmuan, karya sastra, hingga warisan budaya A.A. Navis. Ini adalah bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap peran beliau dalam sastra Indonesia,” ujarnya.

Novi menjelaskan bahwa buku tersebut diberi pengantar langsung oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Direktur Jenderal Kebudayaan, dan keluarga A. A. Navis.

“Enam fokus yang dibahas adalah (1) Melacak Paradigma Keilmuan A.A. Navis, (2) A.A. Navis, Minangkabau, dan Islam, (3) Karya Sastra, Politik Kebudayaan, dan Spiritualitas, (4) Dimensi Lokal, Nasional, dan Global, (5) Atavisme dan Warisan A.A. Navis, dan (6) Artikulasi Tekstual dan Gaya Bahasa,” ungkap Ketua Umum HISKI tersebut.

Pengakuan Internasional

Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) juga berperan penting dalam mengusulkan peringatan hari lahir A.A. Navis sebagai perayaan internasional. Itje Chodijah, perwakilan KNIU, menyebut momen ini sebagai langkah strategis untuk memperkenalkan sastra Indonesia di kancah dunia.

“Karya-karya A.A. Navis seperti ‘Robohnya Surau Kami’ dan Saraswati Si Gadis dalam Sunyi menunjukkan humor satir dan kritik sosial yang relevan hingga kini. Pengakuan UNESCO menjadi bukti bahwa sastra Indonesia memiliki nilai universal yang mampu menginspirasi masyarakat global,” jelas Itje.

Acara Peringatan 100 Tahun A.A. Navis

Selain seminar nasional, rangkaian peringatan 100 tahun A.A. Navis meliputi pameran, tur kuratorial, pembacaan puisi, dan pemutaran film dokumenter. Kegiatan ini melibatkan 30 Balai dan Kantor Bahasa di seluruh Indonesia, termasuk peluncuran perdana di Padang, Maret lalu.

Seabad A.A. Navis: Badan Bahasa Bekerja Sama dengan HISKI Luncurkan Buku Seratus Tahun AA. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminuddin Aziz, Ph.D., menegaskan bahwa sastra mencerminkan martabat bangsa. “Karya sastra bermutu tinggi merefleksikan keluhuran peradaban. Sosok seperti A.A. Navis mengingatkan kita bahwa sastra adalah kekuatan transformatif untuk membangun karakter bangsa,” ungkap Kepala Badan Bahasa.

Seminar dan peluncuran buku ini dihadiri anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, yang membacakan puisi karya A.A. Navis. Dalam buku setebal 1.030 halaman yang diluncurkan, berisi tulisan kalangan akademisi, dosen, dan peneliti.

Pembaca puisi selanjutnya adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. yang membaca puisi karyanya berjudul “Harta Karun Kesusastraan: A.A. Navis”.

A.A. Navis: Setia Mengangkat Tema Lokal

A.A. Navis, lahir di Padang Panjang pada 17 November 1924, merupakan penerima penghargaan SEA Write Award 1992 dari Pemerintah Thailand. Karya-karyanya terus menjadi referensi dalam memahami dinamika sosial, politik, dan budaya Indonesia.

“Warisan intelektual A.A. Navis mengajarkan kepada kita untuk maju tanpa melupakan akar budaya. Ini adalah panduan moral yang relevan bagi generasi kini dan mendatang,” pungkas Itje.

Peringatan ini tidak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi sebagai momentum penting untuk meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan yang diusung melalui sastra.

Seusai pembukaan dilanjutkan dengan kegiatan seminar dengan menghadirkan sembilan narasumber. Sesi I dengan narasumber (1) Prof. Dr. Faruk, S.U. (UGM), (2) Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A., (Unesa), dan (3) Dr. Ratun Untoro, M.Hum. (Balai Bahasa Yogyakarta) yang dimoderatori Dr. Ari Ambarwati (UNISMA).

Seminar sesi II dengan narasumber (1) Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (UNUD), (2) Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. (UNJ), dan (3) Prof. Dr. Mohd. Harun, M.Pd. (Univ. Syah Kuala) yang dimoderatori Sudartomo Macaryus, M.Hum. (UST)

Sedangkan Sesi III dengan narasumber (1) Dr. Sastri Sunarti, M.Hum. (BRIN), (2) Dr. Suryadi, M.A. (Leiden University), dan (3) Dr. Ivan Adilla, M.Hum. (UNAND) yang dimoderatori Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum. (UGM).

Usai pemaparan dilanjutkan tanya jawab yang memunculkan respons dan pertanyaan kritis dari para peserta seminar.

Seminar dan peluncuran berlangsung secara hibrid yang diikuti secara luring di Perpustakaan Nasional, dan secara daring melalui link Zoom dan kanal youtube Badan Bahasa.

Seabad A.A. Navis: Badan Bahasa Bekerja Sama dengan HISKI Luncurkan Buku Seratus Tahun AA. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya

beras