Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bahasa Gaul sebagai Fenomena Kebahasaan di Kalangan Kaum Muda
Dwi Handayani, Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FIB Unair 2

Bahasa Gaul sebagai Fenomena Kebahasaan di Kalangan Kaum Muda



Oleh: Dwi Handayani, Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FIB Unair 2


BAHASA merupakan syarat utama yang digunakan untuk manusia saling berinteraksi. Sementara itu, manusia sebagai pelaku bahasa merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok baik besar maupun kecil dan hidup saling berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini menyebabkan bahasa semakin bervariasi, salah satunya penggunaan bahasa gaul yang digunakan di kalangan remaja. Media sosial menjadi medium utama yang mendorong perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja. Platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter memfasilitasi penyebaran bahasa gaul dalam waktu singkat. Bahasa gaul seperti FYP, CMIIW, healing, no komen, OMG, OTW atau auto sultan sering kali muncul dan langsung diadopsi oleh remaja tanpa memedulikan asal-usul maupun penggunaannya yang tepat.

Penggunaan bahasa gaul ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, keselarasan sosial. Remaja cenderung memiliki dorongan yang kuat untuk diterima oleh kelompoknya. Penggunaan bahasa gaul yang sedang tren menjadi salah satu cara untuk menunjukkan identitas dan kesamaan dengan kelompok sosial tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi sarana untuk menjaga koneksi dan relevansi di lingkup pergaulan yang diikuti. Kedua, mengikuti tren. Gaya bahasa yang dianggap modern atau populer sering kali diadopsi untuk menunjukkan bahwa seseorang mengikuti perkembangan zaman. Dalam konteks ini, bahasa gaul tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol status yang menunjukkan tingkat kepekaan seseorang terhadap tren yang berkembang saat itu. Ketiga, teknologi digital sebagai media penyebaran. Teknologi digital mempercepat penyebaran bahasa gaul. Salah satu Teknologi digital tersebut adalah media sosial yangmenjadi medium utama dalam mendorong perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja. Dalam hitungan jam atau bahkan menit, istilah baru pada bahasa gaul yang digunakan dalam sebuah unggahan viral, melalui platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter, dapat memfasilitasi penyebaran istilah-istilah baru dalam waktu singkat dan dapat dikenal luas oleh pengguna internet. Keempat, kreativitas dan hiburan. Bahasa gaul sering kali bersifat kreatif, lucu, atau menarik perhatian. Hal ini ini membuat kata-kata baru mudah diingat dan digunakan secara luas. Fenomena ini juga didorong oleh dorongan untuk menciptakan suasana santai dan menyenangkan dalam percakapan.

Selain itu, munculnya bahasa gaul ini juga dipengaruhi oleh komponen tutur. Pertama, situasi yang merupakan aspek lingkungan fisik dan sosial tempat komunikasi terjadi. Kedua, penutur dan lawan tutur. Identitas, peran, status sosial, latar belakang budaya, pengetahuan, dan sikap remaja dalam komunikasi dapat memengaruhi cara berbicara dan tindakan mereka dalam komunikasi. Ketiga, tujuan atau hasil yang ingin dicapai dalam komunikasi. Bahasa gaul dapat membantu pengguna bahasa gaul dalam mencapai tujuan komunikasi. Keempat, perilaku berbahasa yang dilakukan dalam komunikasi. Hal ini tentu akan dihubungkan dengan tujuan dari komunikasi. Kelima, faktor-faktor yang penting atau relevan untuk situasi komunikasi tertentu, termasuk norma, nilai, kepercayaan, dan konteks budaya. Keenam, gaya bahasa digunakan dalam komunikasi. Di kalangan remaja, bahasa gaul inilah yang digunakan dalam berkomunikasi. Ketujuh, aturan atau norma yang mengatur perilaku peserta dalam komunikasi, termasuk norma sosial dan bahasa. Norma yang berlaku pada bahasa gaul adalah penggunaan kosakata informal, bentuk-bentuknya pendek, danpenggunaan frasa-frasa idiomatik.

Dengan banyaknya penggunaan bahasa gaul pada remaja, perlu ada upaya agar penggunaan bahasa gaul dapat memberikan dampak positif tanpa mengabaikan aspek penting dalam pelestarian bahasa dan budaya. Pertama,literasi bahasa. Remaja perlu didorong untuk memahami makna dan konteks penggunaan istilah-istilah baru sebagai bentuk dari literasi bahasa. Hal ini akan dapat membantu mereka menggunakan kata-kata dengan tepat. Kedua, pelestarian bahasa lokal. Pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, media dan terakhir keluarga memiki peran penting dalam menjaga eksistensi bahasa lokal. Salah satu caranya dengan mempromosikan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari tanpa menghilangkan ruang untuk perkembangan bahasa gaul. Ketiga, kritis dengan penggunaan bahasa gaul yang tidak relevan. Masyarakat, khususnya remaja, perlu diajak untuk lebih kritis terhadap penggunaan bahasa gaul yang tidak relevan atau merusak tatanan bahasa yang ada. Edukasi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas bahasa. Keempat, melek digital. Teknologi harus dimanfaatkan untuk mendukung pelestarian bahasa dan budaya, misalnya dengan membuat konten kreatif dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Dengan demikian, penggunaan bahasa gaul memperkuat identitas budaya.

Bahasa gaul di kalangan remaja merupakan cerminan dari dinamika sosial dan perkembangan teknologi. Meskipun memiliki dampak positif dalam hal kreativitas dan solidaritas sosial, fenomena ini juga membawa tantangan, terutama dalam pelestarian bahasa lokal dan pemahaman yang tepat terhadap istilah-istilah baru. Dengan pendekatan yang kritis dan bijak, fenomena ini dapat dikelola sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan bahasa dan budaya di Indonesia.

beras