Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kiai Zuhri: Sembilan Perbuatan Manusia yang Membahayakan Diri
KH. Zuhri Zaini, Pengasuh PP Nurul Jadid.

Kiai Zuhri: Sembilan Perbuatan Manusia yang Membahayakan Diri



Berita Baru, Probolinggo – Ngaji Ramadan yang diselenggarakan Pondok Pesantren Nurul Jadid terus berlanjut. Salah satunya yang diampu KH. Zuhri Zaini. Beliau mendaras kitab Nashoihul Ibad. Beliau menerangkan, ada sembilan perbuatan manusia di dunia yang dapat membahayakan diri sendiri, pada Selasa (05/04/2022).

Dalam kitab karya Muhammad Nawawi bin ‘Umar Al-Jawi itu, Kiai Zuhri menyebutkan yang pertama, yaitu orang alim yang tidak pernah ditanya. Artinya, masyarakat menganggap ilmu itu tidak penting, sehingga orang alim yang berilmu di sekitarnya tidak dihargai.

“Barang siapa yang tidak mau mencari ilmu, maka dia akan celaka. Sebab ilmu adalah cahaya,” kata Kiai Zuhri.

Kedua, orang yang tidak mengamalkan ilmu. Kiai Zuhri mencontohkan, orang yang tidak mengamalkan ilmu ibarat orang yang mempunyai lampu, tetapi tidak dinyalakan atau mempunyai warisan tapi tidak dimanfaatkan. Hal ini menurutnya sama dengan orang bodoh.

“Orang yang berilmu pasti terselamatkan oleh cahaya, sehingga ia mengetahui mana jalan yang menyelamatkan dan jalan membahayakan,” terang putra KH Zaini Mun’im ini.

Ketiga, orang berilmu yang berpendapat benar tapi tidak diterima pendapatnya tersebut oleh masyarakat. Keempat, ialah seseorang yang menyia-nyiakan alat kebaikan, seperti baju perang dan lain sebagainya.

“Kelima ialah masjid yang tidak dipakai, juga dapat membahayakan diri sendiri,” ujar santri Kiai Cholil Nawawi Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan tersebut.

Keenam, ialah seseorang yang tidak memanfaatkan mushaf dan kitab-kitab untuk dibaca. Ketujuh, yakni setiap orang tidak menginfakkan hartanya di jalan kebaikan. “Karena fungsi harta adalah untuk diinfakkan, baik untuk membantu orang lain atau pun untuk amal kebaikan lainnya,” ungkapnya.

Kedelapan, ialah umat Islam yang menyia-nyiakan alat tunggangan, seperti kuda dan lainnya, untuk kepentingan dan kepuasan hobi saja. Karena hal yang demikian tidak selaras dengan fungsi kuda itu sendiri.

Sementara yang kesembilan, yaitu setiap orang yang mempelajari ilmu zuhud namun tujuan hidupnya hanya untuk mencari kesenangan dunia. Menurutnya, hal ini sangat bertentangan karena ilmu mengajak manusia untuk kebutuhan akhirat bukan dunia.

“Ilmu itu untuk diamalkan dan diajarkan kepada orang lain, bukan untuk diperalat bagi kebutuhan pribadi,” imbuhnya.

Untuk itu, dirinya pun berpesan bahwasanya hidup di dunia hanya sementara. Disebutkan, bahwa pada saatnya nanti ketika manusia wafat dan kembali kepada Allah SWT, ia tidak akan membawa harta sedikit pun. Satu-satunya hal yang dibawa dan jadi bekal ialah amal baik selama di dunia.

“Tujuan utama kita adalah akhirat, sedangkan dunia hanya fasilitas kita untuk makan dan bertempat tinggal. Sama sekali bukan tujuan utama,” pungkasnya.

beras