Benarkah Jerawat Rindu Hanya Mitos?
Berita Baru, Surabaya – Pernah diejek gara-gara jerawat? Ejekan ini datang bukan karena kondisi wajah yang berjerawat, melainkan karena jerawat dianggap sebagai manifestasi pengalaman jatuh cinta atau merindukan seseorang.
Rupanya, pengalaman jatuh cinta atau rindu memang bisa dikaitkan dengan jerawat. Anthony Handoko, dokter spesialis kulit dan kelamin, mengatakan jatuh cinta atau rindu mampu membuat adrenalin bergejolak.
“Kita deg-degan, waduh mau ketemu si dia, adrenalin tubuh kita naik, meningkatkan hormon testosteron, meningkatkan produksi kelenjar sebum. Saking banyaknya yang mau keluar, jadi tersumbat, [lalu] timbul jerawat,” jelas Anthony dalam temu media bersama Klinik Pramudia, Kamis (24/2).
Sementara itu, jika ingin ditilik lagi, ternyata pengalaman jatuh cinta hingga jalinan hubungan romantis bisa dibagi dalam lima tahap. Situs kencan eHarmony mengumpulkan data dari responden dengan mengisi tes psikologi untuk menentukan perasaan mereka sesungguhnya.
Pertanyaan dalam tes meliputi perilaku dan gaya hidup untuk mengungkap dampak jatuh cinta dan hubungan romantis terhadap kesehatan.
“Sangat menarik untuk dicatat bahwa emosi inti yang satu ini dapat dipecah menjadi beberapa tahap berbeda. Terlebih lagi, setiap tahap dapat dihidupkan kembali dan ditangkap kembali saat pasangan tumbuh jadi suatu hubungan dan menghadapi tantangan hidup yang berbeda bersama-sama,” tutur psikolog Linda Papadopoulos yang mendampingi studi, mengutip dari Daily Mail.
Berikut tahap-tahap hubungan romantis dilihat dari kacamata psikologis.
1. Butterflies
Ada yang menyebut perasaan jatuh cinta itu seperti ada ribuan kupu-kupu di perut. Tahap awal jatuh cinta disebut ‘butterflies’ untuk mendeskripsikannya. Lebih dari setengah responden mengaku merasakan peningkatan libido.
Ada yang lupa makan, mengalami penurunan produktivitas akibat pikiran yang selalu melayang memikirkan si dia.
“Dan yang menarik, orang cenderung berjerawat di awal tahap hubungan. Ini karena peningkatan testosteron mengakibatkan kenaikan sebum, yang mana bisa menyumbat pori dan mengakibatkan jerawat,” jelasnya.
2. Building
Cinta berkembang jadi sebuah relasi romantis. Di sini pasangan memasuki tahap ‘building’ atau bisa disebut fase bulan madu. Tubuh melepaskan zat kimia saraf yang disebut monoamina yang membuat jantung berdetak lebih cepat, memicu kesenangan intens dan efek mirip obat.
Orang tidak memikirkan hal lain selain hubungannya. Papadopoulos menyebut membangun hubungan di sini juga berarti Anda makin mengenal pasangan.
3. Assimilation
Apa hubungan ini baik-baik saja? Pertanyaan demi pertanyaan timbul menyangkut hubungan termasuk soal masa depan dan batasan.
Fase ini memicu stres. Tahap ini menuntut keseriusan di mana masing-masing seperti menghadapi ujian apa ini orang yang tepat untuk menghabiskan hidup, apa Anda sevisi semisi dengannya dan jika tidak berarti perlu ada langkah kompromi.
4. Honesty
Tahap ini masing-masing saling menunjukkan sisi diri sesungguhnya. Ada peningkatan stres dan kecemasan. Di media sosial, Anda bisa menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja, tetapi tidak dalam hubungan terutama tahap ini.
Kejujuran penting tetapi membukanya pada orang lain jelas jadi persoalan lain. Ada rasa cemas jika pasangan memilih pergi karena tahu sisi rapuh atau sisi lain diri Anda.
5. Stability
Saat semua tahap bisa dilalui, Anda akan sampai pada stabilitas hubungan. Secara biologis, kelekatan dengan pasangan diperkuat dengan vasopressin atau hormon kuat yang dilepas wanita dan pria selama orgasme. Sementara itu, oksitosin memperdalam rasa sayang.
Jadi, siapa sering alami jerawat kangen?