Jurnal Arif Gelar Workshop 10 Putaran Satu Bahas Tataran Konsep dan Teknis Tembus Jurnal Terindeks Scopus
Berita Baru, Jakarta – Jurnal Arif FBS Universitas Negeri Jakarta bekerja sama dengan HISKI UNJ kembali adakan pertemuan diskusi dengan tajuk Workshop ke-10 “Tataran Konsep dan Strategi Tembus Jurnal Terindeks Scopus” putaran satu pada hari Sabtu, (27/08) Via Zoom Meeting.
Workshop tersebut adalah tindaklanjut atau follow up dari acara yang sebelumnya diadakan Jurnal Arif dengan tema yang senada. Kegiatan diselenggarakan setiap dua minggu sekali ini telah berlangsung 10 kali.
Drs. Krisanjaya, M.Hum (Universitas Negeri Jakarta) membuka acara dengan mengucapkan terimakasih pada narasumber dan peserta yang telah hadir. “Semoga diskusi berjalan baik dan semua audiens mendapatkan kemanfaatan,” harapnya.
Menghadirkan narasumber Dr. (C) Ir. Bambang Heri Isnawan, M.P (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) workshop dimoderatori oleh Sudartomo Macaryus, M.Hum (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta) dan pewara Dr. Ari Ambarwati, S.S. M.Pd. (Universitas Islam Malang).
Koordinator Jurnal Arif, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum (Universitas Negeri Jakarta) dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kesediaan dan kesetiaan narasumber yang mengikuti kegiatan Bincang Arif.
“Mimpi dan harapan kita bersama adalah Indonesia memiliki lembaga pengindeks yang diakui masyarakat dunia dan menjadi kiblat publikasi artikel masyarakat akademik internasional,” sambutnya.
Dalam presentasinya, Bambang menjelaskan materi berjudul “Menguatkan Konsep dan Teknik Publikasi di Jurnal Terindeks Scopus”.
Bambang menjelaskan detail-detail kecil dan hal teknis terkait format jurnal terindeks Scopus. Bambang juga menjelaskan tentang anatomi paper. “Ada 7 hal dalam anatomi paper, di yaitu 1) Introduction, 2) What is unknown, 3) how and why, 4) methods, 5) result, 6) discussion, 7) conclusion,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam metode, ada 4 unsur yang penting dan harus ada di dalamnya. “Research design, population and samples, instruments and procedures,” tambahnya.
Selanjutnya, Bambang menjelaskan tips dan trik submit jurnal. Mulai dari batasan plagiasi, memperhatikan scope jurnal dan menghindari gramatikal eror serta mencontohkan sampel jurnal Scopus.
Bambang juga merespons beberapa artikel yang ditulis peserta workshop. Artikel yang disampaikan untuk direspons pada umumnya sudah lengkap dan tinggal perlu ada beberapa revisi dan penyesuaian dengan template jurnal yang dituju.
Pada akhir paparan Bambang menyimulasikan cara mengunggah artikel ke jurnal TEM yang setelah dipersiapkan dengan baik mulai dari penyelarasan dengan template, terjemahan, proofread, kemudian digunakan sebagai contoh.
“Jurnal TEM tidak memerlukan registrasi terlebih dahulu. Setelah masuk ke submit article langsung muncul form yang harus diisi nama dan alamat email langsung mengunggah artikel,” ujarnya.
Hanya dalam hitungan menit, artikel pun sudah terunggah dan tinggal menunggu respons redaksi dengan terus sering membuka email atau melihat melalui OJS.
Merespons beberapa pertanyaan peserta workshop, Bambang menyampaikan ihwal profreader, menemukan artikel baru, dan merespons notifikasi yang sering masuk ke email.
“Beberapa jurnal mensyaratkan profreader dengan menunjuk lembaga yang dikehendaki oleh jurnal,” ujarnya. Dalam kondisi tersebut penulis wajib menyertakan hasil supaya tidak rejected.
Jika tidak mensyaratkan, cukup dikoreksi dengan menggunakan grammarly dan dibenahi sendiri.
Selanjutnya kesulitan mendapatkan artikel untuk dirujuk, bila memang tidak ada yang terbaru dapat menggunakan yang tersedia. “Dalam kondisi langka ini, bila artikel berhasil publish akan cepat mendapatkan sitasi dalam jumlah besar karena akan banyak yang menyitasi,” jelas Bambang.
Sampai akhir diskusi, ada 50 audience yang mengikuti diskusi interaktif sampai selesai.