Bentuk Kekecewaan PMII Gelar Aksi Dorong Motor
Berita Baru, Bojonegoro – Kenaikan harga BBM berimbas pada sektor transportasi salah satunya angkutan umum. Karena itu, sebagai simbol bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah PMII menggelar aksi dorong motor hingga Gedung DPRD Bojonegoro.
Koordinator Lapangan M. Fahroni Aziz mengatakan, aksi dorong motor ini dilakukan bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi. Kebijakan itu, sudah berimbas terhadap kenaikan tarif angkutan umum meski belum diumumkan secara resmi pemerintah.
“Salah satunya kenaikan tarif armada bus di Terminal Rajekwesi Bojonegoro, Jawa Timur. Tarif angkutan umum terpaksa dinaikkan para sopir menyesuaikan harga BBM,” katanya, Senin (12/9/2022).
Dia mengatakan, kesepakatan para sopir bus untuk menaikkan tarif sudah terjadi semenjak Minggu (4/9/2022) lalu tujuan Bojonegoro-Surabaya atau sebaliknya. Yakni yang awalnya Rp 35 ribu kini menjadi Rp 38 ribu untuk tujuan Terminal Bungurasih atau naik Rp 3 ribu.
“Sementara untuk tujuan Wilangon naik Rp 5 ribu atau menjadi Rp 40 ribu untuk AKDP. Bahkan, untuk bus antar kota antar provinsi (AKAP) naik Rp 20 ribu,” kata Aziz sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, semestinya pemerintah fokus untuk memberantas penyalahgunaan penerima manfaat BBM bersubsidi daripada menaikkan harga BBM subsidi. Sebab, selama ini, sudah menjadi rahasia umum, bahwa terdapat banyak praktik mafia BBM bersubsidi yang sangat merugikan rakyat dan negara.
Juga, pemerintah harusnya tidak mengalihkan anggaran BBM bersubsidi ke bantuan langsung tunai (BLT). Sebab, masyarakat tetap akan mengeluh karena BBM subsidi merupakan kebutuhan masyarakat sehari-hari, sedangkan BLT hanya diterima beberapa kali.
“Dan jangan-jangan BLT hanya untuk meredam sesaat dan merangsang daya beli rakyat agar tidak semakin merosot,” katanya.(kn)