Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Adakah yang Lebih Dalam Dari Rasa Kehilangan
Ilustrasi (Sumber Dok: Dribble)

Adakah yang Lebih Dalam Dari Rasa Kehilangan



ADAKAH YANG LEBIH DALAM DARI RASA KEHILANGAN
: untuk Kang Didi Kempot

oleh: Akhmad Taufiq

: adakah yang lebih dalam dari rasa kehilangan?
dua belas Ramadan menjadi catatan
ketika fajar baru saja semburat dari timur
kita baru saja terjaga
ada kesadaran
ada kebersamaan
ada kebahagiaan yang kita rayakan
baru saja
baru saja

kini, kau pulang kembali
ke jalan abadi,

: kepulangan, yah kepulangan
bagimu barangkali sudah kau nanti
— tapi bagi kami, adalah kehilangan yang begitu dalam
hujan air mata jatuh di tanah ini
Jawa menangis, begitu juga nusantara ini

: aku tak menduga Kang
suatu ketika, Kemala* pernah berkata kepadaku.
“Didi Kempot adalah seniman genius Indonesia.
Dia permata yang berharga, dia merakyat
kehadiran dan kepergiannya nanti akan ditangisi.
Dia akan hidup seribu tahun lagi! Kami berdekapan”

Kang, kau akan hidup seribu tahun lagi,
begitu kata Kemala, penyair kenamaan nusantara ini

Kang,
ada doa kami
yang mengucur untukmu

bagi kami,
engkau membawa kebersamaan
kepulanganmu, mengajari kami
untuk kembali kepada Tuhan

: tak ada yang abadi
tapi kepulanganmu, membuat kami
kehilangan sesuatu di tanah ini

: adakah yang lebih dalam
dari rasa kehilangan?

setelah Mbah Gesang dan Mbah Manthos
kini dirimu Kang
sungguh, ini berat
di musim pandemi ini
kau adalah harapan,
bagi kami yang dirundung
kecemasan

kecemasan, bagi jiwa kami yang muda
dalam kelana batin penuh derita
kau seolah sandaran bagi kami

yang patah kau tegakkan
yang lemah kau kuatkan
yang kalah, kau ajak untuk merayakan kebahagiaan, dan
yang rebah oleh cinta, engkau basahi
dengan alunan kasih sayang

: kini kau telah kembali,
dalam kenangan kami
pulang, dalam kepulangan
yang abadi,–

Jember-Indonesia, 9 Mei 2020/16 Ramadan 1441 H

  • Kemala adalah nama kepenyairan Dato’ Dr. Ahmal Khamal Abdullah. Sastrawan Negara Malaysia ke-11. Pernyataan itu dikatakan pada suatu ketika dialog dengan saya pada 18 April 2020.
Adakah yang Lebih Dalam Dari Rasa Kehilangan

BIODATA PENYAIR
Akhmad Taufiq adalah dosen dan penyair tinggal di Jember. Ia pendiri Forum Sastra Timur Jawa. Antologi puisinya berjudul Kupeluk Kau Di Ujung Ufuk terbit pada 2010 dan Mengulum Kisah dalam Tubuh yang Terjarah terbit pada 2016. Selain itu, Akhmad Taufiq menjadi kontributor pada antologi Puisi bersama, baik secara nasional maupun internasional di kawasan Asia Tenggara. Beberapa antologi bersama itu, antara lain: Indonesia dalam Titik 13 (Aswaja, 2013), antologi Penyair Lintas Daerah Indonesia; Risalah Melayu Nun Serumpun (NUMERA Malaysia, 2014), antologi puisi penyair Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Thailand; Tasbih Hijau Bumi (Lesbumi NU Jawa Timur, 2014), Syair Persahabatan Dua Negara (Pustaka Senja, 2015), Kurator dan kontributor antologi puisi Merupa Tanah di Ujung Timur Jawa (Forum Sastra Timur Jawa-Ombak Yogyakarta), antologi 100 penyair Indonesia-Malaysia; Merentasi Ribuan Tahun Puisi (NUMERA Malaysia, 2016); dan Yogya dalam Nafasku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016), antologi puisi penyair Indonesia dan Malaysia. Antologi bersama berjudul Nyanyian Gerimis: Antologi Puisi Penyair 14 Kota terbit pada 2017 (Hiski Aceh dan Bandar Publishing, 2017). Menjadi kurator dan kontributor antologi puisi Timur Jawa: Balada Tanah Takat (Forum Sastra Timur Jawa- Balai Bahasa Jawa Timur, 2017) dan Risalah Tubuh di Ladang Kemarau (2019). Berpartisipasi dalam Poetry Reading Session by World Festival of Poetry Titled HOLDING THE TRIUMPH OF HUMANKIND from 9 to 12 April (Bangladesh, 2020). Beberapa penghargaan telah ia peroleh, antara lain; Penghargaan Puisi Dunia Numera Malaysia (2014), dan Anugerah Sutasoma, Anugerah Penghargaan Buku Esai/Kritik Sastra terbaik dari Balai Bahasa Jawa Timur (2018). Ia tinggal di Jember, di Jalan Kaliurang, Griya Permata Kampus Blok D-1 Jember, Jawa Timur, Indonesia Kode Pos 68121. E-mail: [email protected] /[email protected] Nomor HP: 08123593169.

beras