Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Akademisi Hukum Sorot Tindakan Arogan Oknum Satpol PP Gowa
Akademisi Hukum Sorot Tindakan Arogan Oknum Satpol PP Gowa

Akademisi Hukum Sorot Tindakan Arogan Oknum Satpol PP Gowa



Berita Baru, Makassar – Ramainya video pemukulan yang dilakukan petugas Satpol PP di media sosial membuat publik geram. Tindakan arogan tersebut memantik sorotan banyak orang.

Salah satunya akademisi dan praktisi hukum, Rusdianto Sudirman. Ia menilai prilaku arogan dan represif petugas Satpol PP itu tak bisa dibenarkan meski memiliki tujuan baik.

“Saya bisa memahami komitmen lurus aparat dalam menegakan aturan. Walaupun demikian, tanggung jawab kita terhadap hukum tidak semestinya menghilangkan tata krama kita dalam memanusiakan manusia,” kata Rusdianto, Kamis (15/07/2021).

Rudianto juga menyesalkan tindakan aparat yang dinilai represif dan bertindak terlalu jauh dengan cara memukul usaha yang juga seorang perempuan yang sedang hamil. Ia mengatakan perbuatan itu sudah mengarah pada perbuatan pidana. “Harus dipertanggungjawabkan secara hukum,” ujarnya.

Ia melihat, kasus itu merupakan cara-cara primitif dan tidak boleh terulang. Pasalnya, aparat merupakan perpanjangan tangan dari negara yang dituntut memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

“Ketegasan itu penting, namun yang tidak kalah penting adalah ketegasan melalui keteladanan, pengayoman, dan kesantunan,” tambah Akademi Hukum IAIN Parepare.

Rusdianto menilai aparat mesti berlaku lebih humanis dan rasional dalam menyikapi dinamika masyarakat untuk menaati aturan pemerintah. Dia meminta kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan terkait kasus pemukulan.

Selain itu, ia meminta, Kasatpol PP Gowa memberikan sanksi kepada anggotanya yang melakukan kekerasan dalam melakukan penertiban PPKM.

“Kedepan petugas harus lebih mengedepankan upaya preventif, humanis lebih sabar dan santun dalam menegur masyarakat yang melakukan pelanggaran. Sebab, sejumlah aturan larangan selama PPKM darurat bersinggungan dengan aspek nafkah masyarakat,” tutup Rusdianto.

beras