Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Akhir Bulan Mulai Kemarau, Ini Desa Rawan Kekeringan
(ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Akhir Bulan Mulai Kemarau, Ini Desa Rawan Kekeringan



Berita Baru, Probolinggo – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, terus memantau dan memetakan wilayah yang berpotensi kekeringan. Pasalnya, akhir-akhir ini ntensitas hujan mulai berkurang. Akhir bulan April, diperkirakan sudah masuk musim kemarau.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo Sugeng Suprisayoga mengatakan, masa pancaroba di Kabupaten Probolinggo diprediksikan akan terjadi sejak awal April. Peralihan musim ini ditandai dengan menurunnya intensitas curah hujan. Sehingga, pada akhir bulan ini diperkirakan sudah masuk musim kemarau.

“Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejak awal April sudah peralihan musim,” katanya, Sabtu (16/4).

Karena itu, pihaknya mulai memantau sekaligus memetakan wilayah yang berpotensi kekeringan. Yang menjadi perhatian serius adalah wilayah yang tahun sebelumnya pernah terdampak kemarau.

Berdasarkan data kejadian bencana yang dihimpun BPBD, tahun sebelumnya, wilayah yang terdampak kekeringan paling parah Kecamatan Lumbang. Sehingga, berdampak pada menipisnya cadangan air bersih.

“Tahun lalu ada dua desa yang jadi atensi. Desa Tandon Sentul dan Desa Purut, Kecamatan Lumbang. Karena kondisi itu, kemudian pemerintah desa mengirim surat untuk dikirimi air bersih,” katanya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mewaspadai wilayah lainnya. Terutama yang pernah terdampak kemarau. Seperti, Desa Jurang Jero, Kecamatan Gading; Desa Wonoasri, Jatisari, dan Kedawung, Kecamatan Kuripan; Desa Tulupari, Kecamatan Tiris; dan Desa Gununggeni, Kecamatan Banyuanyar.

Kemudian, Desa Tegalsono, Bulujaran Kidul, dan Bulujaran Lor, Kecamatan Tegalsiwalan; Desa Sepuhgembol, Pohsangit Lor, Pohsangit Ngisor, dan Sumberkare, Kecamatan Wonomerto; serta Desa Sumberkramat dan Sumberejo, Kecamatan Tongas.

“Wilayah yang sudah kami petakan pernah terdampak kemarau, lebih lanjut akan menjadi salah satu pertimbangan mitigasi risiko bencana. Tapi, data tersebut dapat berubah. Sebab, gejala alam tidak dapat ditebak,” jelasnya.

beras