Aliansi Mahasiswa Brawijaya Minta Bekukan PEMIRA UB 2020
Berita Baru Jatim, Malang – Aliansi Mahasiswa Universitas Brawijaya meminta Pemilihan Mahasiswa Raya (PEMIRA) Universitas Brawijaya untuk pemilihan Presiden-Wakil Presiden EM UB serta 13 anggota DPM UB secara virtual dibekukan.
Koordinator Aliansi Mahasiswa Brawijaya, Puguh Pedana Putra, mengungkapkan, pada tahapan pengembalian berkas tanggal 21 Desember, sempat terjadi polemik antara beberapa bakal calon (EM dan DPM) dengan panitia pelaksana.
“Atas hal tersebut pada tanggal 22 Desember 2020 telah dilakukan koordinasi antara Panitia Dosen, Panitia Pemira UB dan perwakilan dari bakal calon,” kata dia, Kamis (24/12/2020).
Pasca keluarnya poin-poin kesepakatan tersebut diatas, bakal calon yang bersangkutan telah melakukan pelengkapan berkas sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
Sebelum pukul 17.00 WIB via WhatsApp, pihak panitia telah menerima seluruh berkas revisi dan menyatakan bahwa calon yang bersangkutan telah lolos tahap pemberkasan. Namun panitia tidak kunjung merilis Daftar Calon Tetap (DCT) sesuai waktu yang ditentukan.
Pukul 22.30 WIB lewat akun Instagram, Panitia PEMIRA UB merilis Daftar Calon Tetap (DCT) yang menetapkan 1 Calon Presiden-Wakil Presiden EM serta 11 Calon DPM UB. Dalam DCT tersebut tidak ada perubahan sama sekali dengan Daftar Calon Sementara (DCS) yang telah dikeluarkan di hari yang sama pukul 10.00 WIB pagi.
“Bakal calon yang melakukan tahap revisi berkas pada 22-23 Desember 2020 sama sekali tidak dimasukkan dalam DCT yang telah dirilis,” ungkapnya.
Ia mengaku, pihak bakal calon dan manager yang bersangkutan telah berupaya untuk meminta pertanggungjawaban atas DCT yang dirilis tersebut kepada pihak panitia. Namun terhitung mulai tanggal 23 Desember 2020 pukul 17.00 WIB sampai hari ini, komunikasi bakal calon dengan panitia terputus.”Sampai saat ini, tidak ada itikad baik dari Panitia PEMIRA UB untuk mempertanggungjawabkan DCT yang telah dirilis,” tegasnya.
Ia menilai, sikap Panitia PEMIRA UB dengan jelas telah melanggar hasil-hasil kesepakatan dan mencoreng nilai-nilai demokrasi yang harusnya dikedepankan.
Atas inkonsistensi Panitia PEMIRA UB terhadap hasil-hasil kesepakatan sebelumnya, maka dengan ini ALIANSI MAHASISWA BRAWIJAYA menyatakan MOSI TIDAK PERCAYA serta mengajukan tuntutan sebagai berikut:
- Pembekuan Panitia dan kegiatan PEMIRA UB 2020 demi menyelamatkan proses demokrasi di Universitas Brawijaya.
- Pembekuan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Brawijaya
- Pembentukan Panitia Pelaksana dan Panitia Pengawas baru yang siap melanjutkan rangkaian PEMIRA online UB 2020 dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (LUBER JURDIL).