Atasi Permasalahan Sampah, Simpul Belajar Giri Bahas Tata Kelola Pemerintah Kolaboratif
Berita Baru Jatim, Gresik – USAID MADANI Kabupaten Gresik bersama dengan PATTIRO Gresik sebagai Mitra Utama telah melaksanakan Workshop Collaborative Goverment, Workshop ini berfokus pada isue tematik tentang lingkungan yang terkait dengan sampah di kabupaten Gresik, Rabu (24/2).
Digelar secara virtual, Workshop yang juga melibatkan beberapa perwakilan lembaga yang tergabung dalam Simpul Belajar ini mengambil tema “Tata Kelola Pemerintahan Kolaboratif”.
Dalam diskusi tersebut turut terlibat dari beberapa unsur, diantaranya Pemerintah, Perusahaan, dan OMS, Tim teknis pendukung Madani, serta 11 perusahaan yang berkontribusi dalam CSR, dengan dipandu oleh moderator Abdul Muiz Nawawi dari Komunitas Anak Gresik. Adapun narasumber acara ini diantaranya, Farid Evendi, S. Sos (Bappeda Kab. Gresik), Dr. Khoirul Anwar (Universitas Muhammadiyah Gresik), Daru Setyorini (Ecoton Gresik) dan Nur Mubin (Direktur PATTIRO Gresik).
Dalam kesempatan itu, perwakilan Bappeda Gresik, Faris Evendi menyampaikan, kegiatan yang dilakukan oleh Simpul Belajar GIRI ini salah satu bentuk kolaborasi antar lembaga menuju pembangunan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati yang mana juga terdapat dalam “Nawa Karsa”, salah satunya menuju Gresik Lestari.
“Dari bagian menuju Gresik Lestari tersebut, salah satunya melalui output dengan membentuk Bank Sampah dan TPS 3 R disetiap desa maupun kelurahan. Dengan keterlibatan pemerintah dari bawah dan masyarakat bisa menuju Nawa Karsa tersebut untuk Gresik yang lebih baik,” katanya.
Dalam diskusi tersebut juga dihadiri oleh Fasilitator Madani. Dalam hal ini, Mubarno selaku perwakilan Madani menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung pembangunan daerah menuju Good Governance.
“Bagaimana peran Madani mendukung keberhasilan pembangunan di daerah sebagai wujud menuju Good Governance,” terangnya.
Sementara itu, Direktur PATTIRO Gresik juga menjelaskan, dengan adanya forum berkelanjutan ini nantinya bisa mengkomunikasikan program-program ke pemerintah sebagai bentuk sinergitas antar lembaga dan elemen, baik dari Pemerintah, Dunia usaha, dan Masyarakat.
Selama diskusi berlangsung, umpan balik yang dihasilkan pun cukup menarik, dimana dalam pembahasan mulai muncul inisiatif-inisiatif dan tindakan nyata dari masyarakat maupun lembaga yang sudah mulai memberikan edukasi pengetahuan melalui pengurangan pemakaian produk sekali pakai, dan pembahasan mengenai prioritas penanganan sampah melalui upaya pemberian edukasi kepada masyarakat mengenai memilah sampah sejak dari sumber dan kolaborasi pemerintah daerah hingga desa juga turut berperan aktif menyikapi permasalahan sampah.
Beberapa upaya lain seperti yang disampaikan oleh keempat narasumber, diantaranya upaya menginisiasi Perda dalam mendorong adanya TPS 3 R di setiap desa/kelurahan, mengoptimalkan anggaran desa untuk membangun TPS dapat melalui inisiasi BumDes dalam pengelolaan sampah.
Selain masyarakat dan pemerintah, dunia usaha sebagai produsen pun harus terlibat dalam penanganan dan pencegahan sampah, diantaranya perlu adanya pembatasan bagi produsen dalam menggunakan plastik sekali pakai dalam produksinya dan perlu ketegasan dalam hal regulasi dan aksi nyata dalam penerapan regulasi melalui kebijakan yang sudah disusun. [Nensi]