Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha
Berita Baru, Kolom – Sholat Dhuha merupakan sholat Sunnah muakkad yakni sholat sunnah yang dikuatkan atau jarang ditinggalkan Rasulullah Saw sebab keutamaannya yang luar biasa salah satunya yakni melancarkan rejeki seperti Hadist Rasulullah Saw yang berbunyi “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya akan Aku cukupkan untukmu (rezeki) di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad).
Pelaksanaan sholat Dhuha dapat dikerjakan mulai dari setelah terbitnya matahari hingga matahari berada di atas kepala lebih tepatnya pada pukul 06.30 sampai pukul 11.00 WIB.
Sholat ini dilaksanakan 2 hingga 12 rakaat namun sangat dianjurkan melaksanakan 8 rakaat seperti yang dilakukan oleh mayoritas ulama khususnya Madzhab Syafi’i dengan tata cara sebagai berikut :
- Membaca niat
Lafadz niat sholat Dhuha yakni :
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Arab-Latin: Ushalli Sunnatadhdhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya:
“Saya niat sholat sunah dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala” - Berdiri apabila kuasa, jika tidak kuasa maka bisa dilakukan dengan cara duduk, atau bahkan berbaring.
- Takbirotul ihram
- Membaca surat Al Fatihah dengan basmalah sebagai bagian dari ayatnya
- Membaca surat – surat pendek namun hukumnya sunnah. Surat yang dianjurkan untuk dibaca yakni
Pada sholat pertama rokaat awal membaca surat Asy Syams, rokaat kedua membaca surat Adh Dhuha
Pada sholat kedua rokaat awal membaca surat Al Kafirun, rokaat kedua membaca surat Al Ikhlas
Pada sholat ketiga rokaat awal membaca surat Al Insyiroh, rokaat kedua membaca surat Al Fiil
Pada sholat keempat rokaat awal membaca surat Asy Syams, rokaat kedua membaca surat Adh Dhuha - Ruku’
- Tumaninah (diam sejenak) dalam ruku’
- Bangun dari ruku’
- I’tidal
- Tumaninah (diam sejenak) dalam i’tidal
- Sujud
- Tumaninah (diam sejenak) dalam sujud
- Duduk diantara dua sujud
- Tumaninah (diam sejenak) saat duduk dalam dua sujud
- Sujud kedua
- Berdiri mengulang seperti yang dilakukan pada rakaat pertama
- Tasyahud saat duduk terakhir
- Membaca shalawat pada Nabi Muhammad Saw saat tahiyat akhir
- Salam pertama
- Niat keluar dari sholat
- Salam kedua
- Tertib sesuai urutan rukun di atas.
Membaca Dzikir dan Sholawat
Seusai melaksanakan sholat Dhuha, dianjurkan membaca dzikir yang dikutip dari ayat Al Qur’an. Berikut bacaan dzikir setelah sholat dhuha yang terdapat pada Surat At-Taubah ayat 128-129:
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Arab-Latin: laqad jāakum rasụlum min anfusikum ‘azīzun ‘alaihi mā ‘anittum ḥarīṣun ‘alaikum bil-muminīna ra`ụfur raḥīm
فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيم
Arab-Latin: fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm
Dilanjutkan membaca dzikir yang terdapat pada surat Al-Ahzab ayat 56 sebagai berikut:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Arab-Latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīmā
Kemudian membaca sholawat berupa sholawat Nuril anwar yakni:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نُورِ الأَنْوَارِ. وَسِرِّ الأَسِرَارِ. وَتِرْيَاقِ الأَغْيَارِ. وَمِفْتَاحِ بَابِ الْنَسَارِ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ. وَآلِهِ الأَطْهَارِ. وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ. عَدَد نِعَمِ الله وَأِفْضَالِهِ.
Arab-Latin : Allahumma Shalli ‘Alaa Nuuril Anwaari Wasirril Asraari, Watiryaaqil Aghyaari Wamiftaahi Baabil Yasaari, Sayyidinaa Wamaulaana Muhammadinil Muhtaari Wa Aalihil Ath Haari Wa Ash Haabihil Ahyaari ‘Adada Ni’amillaahi Wa Ifdhaalih.
Dilanjutkan membaca dzikir yang berupa bacaan sayyidul istighfar yakni sebagai berikut:
Kemudian membaca sholawat berupa sholawat Nuril anwar yakni
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Arab-Latin: Allahumma Anta Rabbi, la ilaha illa Anta khalaqtani, wa ana ‘abduka, wa ana ala ahdika wawa’dika mastatha’tu, audzubka min syarrima shana’tu, abu’u laka bini’matika alayya wa abu’u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudzunuba illa Anta.
Bacaan Doa Dhuha
Tidak hanya sampai pada dzikir dan sholawat saja, serangkaian tata cara Shalat Dhuha dilanjutkan dengan bacaan Doa Dhuha dengan mengangkat tangan yakni sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Arab-Latin: Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba’idan fa qoribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shoolihiin.
Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih.
Doa Dhuha ini disebutkan oleh Asy-Syarwani dalam Syarh Al-Minhaj dan Ad-Dimyathi dalam kitab I’anatuth Tholibiin, namun doa tersebut tidak dikatakan sebagai hadist.