Basir Masih Buron, Keluarga Korban Pencabulan di Sampang Menanti Kepastian Hukum

Berita Baru, Sampang — Tiga bulan berlalu sejak laporan kasus dugaan pencabulan terhadap gadis berusia 17 tahun di Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, dilayangkan ke kepolisian. Namun hingga kini, terlapor Basir (24), warga Dusun Nappora Daya, Desa Ketapang Timur, masih berkeliaran bebas meski telah berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO).

Peristiwa ini terjadi pada 28 Juli 2025 di Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal. Kasusnya resmi dilaporkan ke Polres Sampang dua hari kemudian, tepatnya 30 Juli 2025. Namun, memasuki akhir Oktober, belum ada perkembangan signifikan.

Keluarga korban mengaku kecewa dan menilai aparat penegak hukum lamban dan kurang serius dalam menangani perkara tersebut.

“Kami sudah berbulan-bulan menunggu, tapi pelaku belum juga ditangkap. Anak kami terus trauma, sementara pelaku masih bebas,” ungkap salah satu anggota keluarga korban saat ditemui awak media, Kamis (30/10/2025).

Situasi ini menuai kecaman luas. Sejumlah organisasi perempuan dan mahasiswa, seperti Kopri PMII dan KOHATI HMI, menyerukan agar aparat kepolisian bergerak lebih cepat dan transparan dalam menegakkan hukum bagi korban kekerasan seksual.

Menanggapi hal itu, Kapolres Sampang AKBP Hartono menegaskan bahwa pihaknya telah menetapkan Basir sebagai DPO dan terus melakukan pengejaran.

“Pelaku sering berpindah tempat, sehingga proses penangkapan sedikit terkendala. Namun kami berkomitmen untuk menangkapnya. Kami juga meminta bantuan masyarakat yang mengetahui keberadaannya,” ujar Hartono di Mapolres Sampang, Rabu (29/10/2025).

Polres Sampang bahkan membuka saluran khusus laporan masyarakat melalui Kanit PPA Satreskrim Polres Sampang di nomor 0856-9477-8740, dan menjanjikan penghargaan bagi siapa pun yang membantu mengamankan pelaku.

Meski demikian, publik menilai langkah kepolisian belum menunjukkan hasil nyata. Keadilan bagi korban dan keluarganya masih tertunda, meninggalkan luka dan penantian panjang di tengah lemahnya perlindungan hukum bagi korban kekerasan seksual.