Benarkah Menulis Itu Mudah?
Berita Baru, Tips – Bagi sebagian orang mungkin menulis itu mudah. Tetapi sebenarnya menulis tidak semudah yang kita kira. Sebab, menulis harus memperhatikan beberapa hal penting. Salah satunya dalam menyusun kalimat agar mudah dipahami pembaca. Penggunaan tanda baca, huruf kapital, serta beberapa kriteria penulisan lainnya. Anggapan bahwa menulis itu mudah tidaklah keliru, jika itu dilakukan oleh penulis-penulis handal. Namun, tidak bagi penulis pemula.
Penulis pemula, dalam menggali bakat menulis dan mempraktikkannya sering kali dihadapkan pada hambatan-hambatan, seperti kesulitan menemukan ide, mengalirkan ide, dan bahkan menuangkannya ke dalam tulisan yang baik. Meski begitu menjadi penulis tidak harus memiliki bakat, karena berbagai kesulitan dapat diatasi dengan belajar dan membangun kebiasaan.
Kesulitan menemukan sumber ide penulisan biasanya menjadi batu sandangan pertama bagi penulis pemula. Hal demikian sebenarnya dapat diatasi melalui benerapa hal. Seperti membaca buku, membaca situasi (fenomena, tren, kejadian), pengalaman pribadi, banyak mendengar, serta banyak bersosialisasi. Dari cara-cara tersebut semestinya kita mampu untuk menemukan ide tulisan.
Kebuntuan ide biasanya menjadi hambatam yang akrab dialami penulis pemula. Oleh karena itu, manfaat dan pentingnya membaca adalah agar kita mudah menangkap ide-ide yang justru sangat liar. Jika dengan membaca masih juga belum menemukan ide yang hendak kita tulis, bisa menggunakan jalan keluar yang kedua, yaitu bersosialisasi. Bersosialisasi ini pada dasarnya adalah diskusi. Ngobrol satu sama lain. Terkadang ide-ide sederhana lahir dari lingkaran obrolan.
Ketika telah menemukam ide, hambatan selanjutnya adalah, bagaimana ide tersebut dapat dengan mudah kita tuangkan? Lagi-lagi ini soal kebiasaan. Poin penting yang mesti ditanamkan oleh penulis pemula adalah tumpahkan saja semua isi kepala. Sebab tak jarang penulis pemula justru disibukkan dengan berbagai macam aturan kepenulisan.
Bukan berarti aturan itu tak penting, melainkan keberanian dalam menuangkan gagasan ke dalam sebuah catatan menjadi percikan-percikan api. Akan tetapi kebiasaan tersebut mesti disertai dengan terus banyak belajar. Belajar dari tulisan-tulisan penulis handal, salah satunya. Hal itu bertujuan agar kita sebagai penulis pemula mampu melihat pola dan sistematika penulisan yang nantinya bermanfaat dalam penulisan kita.
Cara lain yang dapat kita lakukan agar mudah menuangkan gagasan bisa menggunakan metode pemetaan. Hal tersebut dapat dimulai dari apa yang hendak kita sampaikan. Beberapa orang menganggap pemetaan atau membuat outline tulisan sangat membantu. Selain mempermudah hal itu juga menjadi garis-garis batas agar tulisan kita tidak ngelambrah kemana-mana. Setidaknya dengan bantuan outline itu, tulisan kita memiliki fokus.
Hal penting lainnya adalah secara psikologis kita harus percaya diri. Tidak boleh takut, grogi ataupun malu. Setidaknya kepercayaan diri ini menjadi tonggak dasar yang mesti dipersiapkan. Percuma kita membuat outline secakep mungkin jika akhirnya kita takut. Alih-alih menyelesaikan tulisannya, memulai saja belum. Nah di titik ini, kita juga mesti menuliskannya secara jujur. Hal itu sedikit membantu penulis pemula yang tidak percaya diri. Tuliskan apa adanya.
Nah, di saat tulisan itu telah rampung kita garap maka langkah selanjutnya adalah mengoreksi. Cek, ricek, dan kroscek. Hal itu bisa kita lakukan dengan cara meminta teman untuk membaca. Carilah pembaca yang menurut kalian dia awam. Jika dia yang awam sudah mampu memahami tulisan anda, maka anda berhasil. Namun jika gagal, kalian perlu melihat titik-titik kesalahannya dan mengubahnya.
Selain itu, bisa juga kita koreksi sendiri. Namun, posisikan diri kita sebagai pembaca. Dalam mengoreksi tulisan ini kita mesti detail, dari hal-hal teknis seperti tanda baca, hingga hal-hal yang substansial seperti gagasan tulisan serta sistematika penulisan. Kegiatan tersebut selain usaha untuk memperbaiki tulisan yang telah jadi, kita juga belajar untuk menulis yang lebih baik.
Hal yang tidak boleh dilupakan dalam menulis adalah tidak mudah puas dan sabar. Jika kalian mampu bersabar dan bertahan untuk terus belajar maka anggapan bahwa menulis itu mudah tidak bisa terbantahkan. Akan tetapi jika kalian tidak sabar maka sampai kapanpun menulis merupakan kegiatan mustahil. Itu kenapa, di awal tulisan kami singgung bahwa menulis tidak semudah dan sesederhana kalimat Menulis Itu Mudah. Tapi menulis tidak juga susah jika kita terus membiasakan diri.