Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Berpuasa dengan Peduli Lingkungan
Ilustrasi/Beritabaru.co

Berpuasa dengan Peduli Lingkungan



Berita Baru, Jakarta – Bulan suci Ramadan menjadi bulan yang istimewa. Sebab di bulan ini manusia kerap kali memaksimalkan perbuatan baik. Tak hanya kepada Sang Pencipta (hablu min Allah), tetapi kebaikan juga kepada sesama manusia (hablu min al-nas) dan semesta (hablu min alam).

Kebaikan terhadap semesta dapat dilakukan di bulan Ramadan. Salah satunya dengan melakukan pelbagai aktivitas yang ramah lingkungan. “Namun tetap disertai dengan semangat yang penuh kreasi dan inovasi bisa dilakukan pada Ramadan,” tulis Hidayat Tri Sutardjo, Sekretaris Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI.

Kegiatan-kegiatan itu, kata Hidayat, dapat dilakukan dengan cara pengurangan sampah sisa-sisa makanan, terutama di waktu berbuka, mengurangi penggunaan botol plastik, menghentikan penggunaan styrofoam, menggunakan tempat makanan dan minum tidak sekali pakai, membawa tas belanja sendiri, mematikan mesin motor/mobil di lampu merah, dan berkendaraan umum akan sangat baik mulai dilakukan selama Ramadan.

“Kegiatan-kegiatan seperti diutarakan di atas harus dihentikan/paling tidak dikurangi, sehingga dengan Green Ramadhan ini, paling tidak kita bisa melatih diri untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan yang lebih ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan mengamalkan ajaran-ajaran Nabi Besar Muhammad SAW,” katanya.

Ia mewanti-wanti saat kegiatan buka bersama baik dengan keluarga, teman-teman, kerabat dan lain sebagainya, kerap tidak disadari telah menghasilkan sampah styrofoam bekas makanan, sedotan plastik, plastik, tisu, dan lain-lain. “Ambillah makanan secukupnya, yang kira-kira bisa dihabiskan.”

Ia mengingatkan untuk tidak menyisakan makanan. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan. “Lakukanlah seperti yang disunnahkan Nabi dengan mengisi sepertiga perut dengan makanan, seperti tiga dengan air, dan sepertiga kosong,” jelasnya.

Krisis lingkungan dan krisis iklim, bagi Hidayat, adalah krisis moral, sehingga penyelesaiannya tidak bisa instan, artinya tidak cukup hanya dengan imbauan-imbauan/ajakan-ajakan saja tetapi juga dilakukan dengan  gerakan-gerakan. Ia menegaskan membangun kesadaran dan merubah perilaku adalah tugas dan peran manusia.

“Membangun kesadaran dan merubah perilaku dari yang sebelumnya tidak ramah lingkungan menjadi kesadaran dan perilaku yang ramah lingkungan adalah dua tugas atau peran manusia harus secara sistematis, berkelanjutan dan konsisten dilakukan,” terangnya.

beras