Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

bmkg
Foto: Dwikorita Kepala BMKG memberikan pengarahan

BMKG Ingatkan Masyarakat Pesisir Pantai Siap Siaga untuk Sekenario Terburuk



Berita Baru Jatim, Surabaya – Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengimbau kepada masyarakat untuk siap siaga untuk skenario terburuk.

Dwikorita juga megatakan masyarakat yang berada di zona, untuk terus berlatih secara rutin utnuk melakukan langkah evakuasi mandiri bila mendapatkan Peringatan Dini Tsunami maksimal 5 menit pasca gempa terjadi.

Terutama masyarakat berada di daerah pesisir pantai untuk seera mengungsi ke daratan yang lebih tinggi ketika telah merasakan goncangan gempa yang besar.

“Untuk masyarakat yang berada di pantai, tidak perlu menunggu perintah, aba-aba, atau sirene, segera lari karena waktu yang dimiliki hanya sekitar 29 menit, sedangkan jarak tempat yang aman yang lebih tinggi cukup jauh,” ujarnya, dikutip dari cnnindonesia.com.

Dwikorita mengatakan skenario gempa memiliki arti yang sifatnya masih potensi, yang bisa kapan saja terjadi atau bahkan tidak terjadi.

Meski demikian masyarakat dan pemerintah daerah disebutnya harus sudah siap dengan skenario terburuk itu.

Apabila masyarakat dan pemerintah daerah sudah siap, ucap Dwikorita, maka kerugian materi hingga korban jiwa dapat diminimalisir.

Lewat skenario terburuk itu, ia mengatakan pemerintah daerah bersama masyarakat bisa lebih maksimal mempersiapkan upaya mitigasi yang lebih komprehensif.

“Jika masyarakat terlatih maka tidak ada istilah gugup dan gagap saat bencana terjadi. Begitu gempa terjadi, baik masyarakat maupun pemerintah sudah tahu apa-apa saja yang harus dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas tersebut,” ujar dia menegaskan.

Dwikorita menyatakan hingga kini tidak ada teknologi atau satu pun di dunia yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa dan tsunami secara tepat dan akurat, lengkap dengan perkiraan tanggal, jam, lokasi dan magnitudo gempa.

Hal ini diutarakan agar warga tak panik jika beredar hoaks yang menyebut akan terjadi gempa dengan tanggal dan waktu yang spesifik. Sebab, hingga saat ini BMKG tak bisa menentukan secara pasti kejadian gempa di masa mendatang lantaran tidak ada teknologi yang mendukung.

Ia mengatakan bahwa semua yang berkaitan dengan potensi bencana didasari oleh salah satunya sejarah gempa di wilayah tersebut.

Sementara itu, BMKG memberi rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk menyiapkan dan menambah jalur-jalur evakuasi lengkap dengan rambu-rambu di zona merah menuju zona hijau.

Mengingat luasnya zona bahaya (zona merah) dan padatnya pemukiman penduduk, maka pemerintah daerah harus lebih cermat dan tepat dalam memperhitungkan jumlah dan lokasi jalur evakuasi yang diperlukan.

Pemerintah daerah, lanjut Dwikorita, juga perlu mempersiapkan secara khusus sarana dan prasarana evakuasi bagi kelompok lanjut usia (lansia) dan difabel.

Pertimbangannya adalah jarak lokasi tempat evakuasi, waktu datangnya gelombang genangan tsunami, kalayakan jalur, serta menyiapkan mekanisme dan sarana prasarana evakuasi secara tepat.

Selain itu dia berharap masyarakat juga harus terus diberikan edukasi mengenai potensi bencana dan cara menghadapinya.

Ia mengatakan perlunya menyiapkan semacam tempat evakuasi sementara, maupun tempat evakuasi akhir sebagai tempag penampungan khusus bagi warga yang mengungsi dengan ketersediaan logistik yang memadai.

beras