Bu Nyai Nusantara Gresik Sepakat Lawan Isu Kekerasan di Pesantren
Berita Baru, Gresik – Kasus kekerasan di lingkungan pondok pesantren belakangan kerap terjadi. Terbaru, menimpa salah seorang santri di pondok pesantren (Ponpes) Jombang. Fenomena ini pun menarik perhatian publik, tidak terkecuali Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah.
Saat menghadiri rutinan pertama Bu Nyai Nusantara di Pondok Pesantren Al-Karimi Tebuwung, Kecamatan Dukun pada Rabu (7/9) kemarin, perempuan nomor 2 di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik itu pun meminta segala kegiatan di pondok pesantren harus ramah anak. Hal ini penting dalam mewujudkan cita-cita Gresik sebagai kabupaten ramah anak.
“Intinya bagaimana cara kita menjadikan kabupaten ramah anak,” katanya.
Pertemuan itu diikuti 73 Bu Nyai se-Kabupaten Gresik, diantaranya Nur Khoiriyah PP Al-Maghfur Sekapuk, Aliyah Ghozali PP Assalafi Al-Kholili Gresik, Suaibatul Islamiyah PP Al-Hidayah Driyorejo, dan Ashimatul Wardah PP Qomaruddin Bungah.
Sebagai ketua Bu Nyai Gresik, Wabup Bu Min menekankan kepada seluruhnya bahwa anak-anak memiliki hak setara dalam diperlakukan sejak masih dalam kandungan.
“Sejak dalam kandungan, anak-anak punya hak yang sama yaitu hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi,” tutur dia.
Disamping itu, Wabup Bu Min juga menambahkan kepada seluruh Bu Nyai agar dapat wujudkan lingkungan yang nyaman bagi para santri. Sifat otoriter, menurutnya, masih melekat pada beberapa pesantren dan harus diperbaiki. Ini tentunya akan mencoreng gelar Gresik sebagai Kota Santri.
“Saya tahu sifat bu nyai beberapa masih ada yang otoriter, tidak semua tapi ada, maka dari itu harus dirubah” tegasnya saat itu.