Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Buku Sastra Rempah Dipamerkan di London Book Fair
dok. foto: Beritabaru.co

Buku Sastra Rempah Dipamerkan di London Book Fair



Berita Baru, Jakarta – Buku Sastra Rempah dipamerkan pada perhelatan London Book Fair (LBF) 2022 yang dilangsungkan di Gedung Olympia London pada 5–7 April.

Bersama beberapa buku lainnya, Sastra Rempah dipilih oleh Kurator LBF untuk dipamerkan di acara pameran buku prestisius dan bergengsi tersebut.

“PT Kanisius kembali hadir di ajang perbukuan internasional setelah sempat vakum 2 tahun karena pandemi. Selama pandemi, PT Kanisius tetap berupaya untuk mengikuti kegiatan perbukuan regional dan internasional secara daring,” tulis di akun Instagramnya @ptkanisius pada Kamis (7/4/2022).

PT Kanisius menyebutkan, atas dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, PT Kanisius dapat hadir di Indonesian Collective Stand bersama beberapa penerbit Indonesia lainnya.

“Kali ini, LBF mengusung tema You Are the Story sebagai penghargaan kepada para kreator cerita: penulis, penerjemah, ilustrator, animator, dan orang-orang yang mewujudkannya menjadi karya yang elok, baik dalam bentuk cetak, audio, film, dan bentuk digital lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, ketua tim editor buku Sastra Rempah mengatakan, “Buku Sastra Rempah terbit tahun 2021 dan merupakan tulisan bersama yang berisi 43 artikel dengan kata pengantar oleh Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, Ph.D., prolog oleh Tom Hoogervorst, Ph.D., epilog oleh Prof. Nawiyanto, Ph.D., dan endorsmen oleh Ananto Kusuma Seta, Ph.D., Ketua Komite Jalur Rempah Kemendikbudristek RI”.

Rempah Nusantara telah mengalami kejayaan dan menjadi penggerak ekonomi dunia. Akan tetapi, juga menimbulkan kontestasi antarnegara Eropa untuk menguasai komoditas rempah Nusantara.

“Ide penulisan buku Sastra Rempah merupakan respons atas program Kemendikbudristek dalam mengonstruksi jalur rempah (spice road) untuk mendapatkan penetapan sebagai warisan dunia (world Heritage) dari UNESCO,” jelas Novi.

Secara umum, buku Sastra Rempah berisi artikel dengan perspektif sejarah, antropologi, etnografi, dan sebagian besar artikel sastra. Para penulis memiliki pemahaman yang mendalam mengenai sejarah rempah. Perspektif kesejarahan tersebut menguatkan koneksitas antara jalur rempah dengan sastra.

“Masyarakat merespons buku ini melalui beragam kegiatan, yaitu tayang 15 kali (10–24 November 2022) dalam acara “Tukar Tutur” sastra rempah yang disiarkan secara live streaming di Tribun Network,” ujar Novi.

Respons lainnya, buku Sastra Rempah dibahas dalam Seminar dan Bedah  Buku Asosiasi Bawi Dayak Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah, Jumat 3 Desember 2021 dan Bedah buku Sastra Rempah, Sabtu, 8 Januari 2022 di Radio Buku.

Keunggulan Buku

Pertama, Usulan untuk mengangkat tema Sastra Rempah ini disampaikan oleh Dr. Sastri Sunarti, M.Hum. dari BRIN yang saat itu masih berkarya di Badan Bahasa. Usulan tersebut dengan sigap ditindaklanjuti tim editor dengan mengajak kolega penulis dari Aceh sampai Papua merespons bersama dan sekaligus menjadikannya bagian dari konstruksi Spice Road Nusantara.

“Kejayaan rempah Nusantara yang pernah menjajah lidah masyarakat Eropa, seperti dikatakan Djoko Saryono perlu diabadikan sebagai bagian dari dinamika sejarah ekonomi dan perdagangan dunia,” ungkap Novi.

Kedua, artikel-artikel ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah yang diikuti secara ketat mulai pendahuluan, kajian teori, metode, hasil dan pembahasan, simpulan, serta daftar pustaka yang menampilkan beragam fenomena yang terjadi di berbagai wilayah, seperti Aceh, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

“Membaca buku Sastra Rempah serasa melakukan perjalanan menelusuri jalur rempah (Spice Road) yang menjadi penggerak ekonomi Eropa pada masa itu,” jelas Novi.

Ketiga, penulis artikel menggunakan beragam persepektif teori, seperti teori Marxis, poskolonial, migrasi dan stereotipe Jawa, kolonialisme, identitas, serta dimensi kesejarahan.

Novi berharap, beragam perspektif teori tersebut menginspirasi kalangan akademisi, utamanya kampus dan lembaga riset untuk melakukan penelitian dan pengajian jalur rempah dari berbagai ragam ilmu dan teori, seperti pertanian, farmasi, ekonomi, sosiologi, psikologi, antropologi, dan sejarah.

Keempat, sebaran penulis berasal dari perguruan tinggi yang tersebar dari Aceh sampai Papua (43 artikel ditulis oleh 64 penulis) dan mengangkat tema-tema yang dekat dengan lingkungan mereka.

Dengan demikian, pembaca mendapatkan informasi beragam, mulai yang dekat dan menjadi bagian dari kehidupan meraka sampai yang jauh dan menjadi informasi dan memperkaya pengetahuan mereka mengenai rempah.

Tim editor buku adalah Novi Anoegrajekti (Universitas Negeri Jakarta), Sastri Sunarti (BRIN), Sudartomo Macaryus (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta), Djoko Saryono (Universitas Negeri Malang), dan I Nyoman Darma Putra (Universitas Udayana).

Para kontributor artikel buku ini: Aprinus Salam (UGM), Ari Ambarwati (UNISMA), Asri Sundari (UNEJ), Bani Sudardi (UNS), Budi Agung Sudarmanto (BB Sumsel), Ekna Satriyati (UNIJOYO), Esti Ismawati (UNWIDA), Eva Leiliyanti (UNJ), Fitri Nura Murti (UNEJ), Gufran A. Ibrahim (UNKHAIR), Heru S.P. Saputra (UNEJ), Imam Qalyubi (IAIN Palangka Raya), Ina A. Velomena Samosir Lefaan (UNCEN), I Nyoman Darma Putra (UNUD), Latifah Ratnawati (BB Sumsel), Latifatul Izzah (UNEJ), Mohd. Harun (UNSYIAH), Muhsyanur (IAI As’adiyah Sengkang), M. Yoesoef (UI), Ni Wayan Sumitri (UPMI Bali), Novi Anoegrajekti (UNJ), Nurhayati (Unsri), Nurnaningsih (UNIVET Sukoharjo), Pipit Mugi Handayani (UPGRIS), Prasetyo Adi Wisnu Wibowo (UNS), Rita Inderawati (UNSRI), Sance A. Lamusu (UNG), Sastri Sunarti (BRIN), Setya Yuwana Sudikan (UNESA), Suantoko (UNIROW Tuban), Siti Gomo Attas (UNJ) Sudartomo Macaryus (UST Yogyakarta), Sudibyo (UGM), Sukatman (UNEJ), Sumiman Udu (UHO Sulteng), Susi Darihastining (STKIP PGRI Jombang), Suwardi Endraswara (UNJ), Thera Widyastuti (UI), Trisna Kumala Satya Dewi (UNS), Wiyatmi (UNY), Yeni Artanti (UNY), Yoseph Yapi Taum (USD Yogyakarta).

beras