BUMDesa Wedi di Bojonegoro Sulap Lahan Mati Menjadi Lahan Produktif
Berita Baru Jatim, Bojonegoro — Di tengan pandemi Covid-19 banyak cara untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat. Salah satunya di Desa Wedi Kecamatan Kapas, di Bojonegoro. Di desa ini merubah lahan lama yang tidak digunakan menjadi lahan yang produktif untuk dikelola menjadi agrowisata lengkap dengan kuliner dan beberapa fasilitas penunjangnya.
Tanah seluas satu hektar itu sebelumnya tidak terawat memerlukan perhatian khusus. Akhirnya menjadi lahan produktif seperti sekarang ini. Lahan tersebut dihidupkan lagi dengan beberapa proses yang dilakukan diataranya menghadirkan alat berat pengolah tanah dan alat berat lainnya untuk membuat aliran air.
Setelah proses pengolahan tanah selesai, kemudian dilakukan pemberian pupuk organik kurang lebih 5 ton, setelah itu tanah mulai siap untuk ditanami berbagai tanaman, mulai sayur-sayuran, beberapa tumbuhan pisang, pohon kelapa, tumbuhan salak dan beberapa pohon buah lainya serta dilengkapi tumbuhan peneduh seperti beberapa jenis pohon bambu hias.
Dilansir dari Ngajigalileo.com, Ketua BUMDesa Wedi Affandi mengatakan bahwa kedepan kami berencana akan membuat sebuah tempat yang nyaman untuk sekedar beristirahat dan juga kita siapkan beberapa minuman yang segar seperti es dari kelapa kopyor yang sudah dikenal kesegaranya dan juga khasiatnya.
“Di samping menyediakan tempat yang nyaman kami juga berencana akan menyediakan beberapa jenis makanan dan sayur-sayuran segar yang baru dipetik dari kebun mulai dari kacang panjang, sawi, jagung dan sebagainya sehingga bisa dikatakan mirip dengan agrowisata,”ungkapnya.
“Ya inikan rencana, semoga saja berhasil, saat ini kita sudah menanam banyak pohon kelapa sebagai ikon tempat ini ada juga beberapa tumbuhan salak yang itu memang kekayaan desa Wedi sejak dulu, karena berkonsep perkebunan, kita Insyallah akan memberi nama Kebun Raya Desa Wedi”, imbuh Ketua BUMDesa Karya Makmur yang didirikan pada tahun 2018 itu.
Seperti diketahui, Desa Wedi sendiri sudah terkenal dengan desa penghasil salak, namun sebenarnya di Desa ini dahulu juga terdapat ribuan pohon kelapa baik dikebun maupun dipinggiran rumah ataupun jalan.
M. Suaeb selaku Ketua BPD Desa Wedi menuturkan bahwasannya dahulu di Desa Wedi ini memang memiliki banyak sekali pohon kelapa.
“Saya juga masih ingat ketika masih kecil sepanjang mata memandang pohon kelapa ada hampir diseluruh perkebunan,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa jika memang BUMDesa ingin memunculkan itu (tumbuhan salak dan kelapa) sebagai ikon desa wedi saya secara pribadi maupun atas nama BPD sangat setuju, apalagi memang semangat untuk menjadikan ikon Kebun Raya Desa Wedi sudah mulai tampak, tepatnya disekitar lapangan desa.
Sementara itu Bapak Mashuri selaku Kepala Desa Wedi menuturkan bahwa kami pemerintah desa sangat senang dan mendukung terobosan yang dilakukan oleh BUMDesa, bahkan sudah kita bangunkan sibel (pompa air) untuk pengairan dan juga bisa dimanfaatkan untuk MCK dan keperluan lainya.Kami juga berencana akan membangunkan kantor dan penunjang lainnya.
“Semoga saja segera terealisasi mengingat banyak anggaran yang dialihkan serta diperuntukkan untuk penanganan pandemi,” pungkasnya.