Dari Rempah sampai Kereta Cepat, Menengok Upaya China dan Indonesia dalam Membangun Komunitas dengan Masa Depan Bersama
Berita Baru, Nanning – Di Pasar Perdagangan Rempah-Rempah Internasional yang terletak di Kota Yulin, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, beragam rempah tampak diletakkan bertumpuk-tumpuk. Aromanya yang wangi terasa setibanya di dalam pasar itu, saat para pekerja sibuk memilah, mengemas dan menurunkan bermacam-macam rempah.
“Asia Tenggara merupakan tempat asal utama rempah-rempah. Volume impor kami dari Asia Tenggara pada tahun lalu melebihi 10 ribu ton, separuh di antaranya berasal dari Indonesia,” kata Yan Shuzhan, Manajer Umum dari Guangxi Zihang Commerce and Trade Co., Ltd., yang bergerak di bidang perdagangan rempah.
Perdagangan rempah antara China dan Indonesia memiliki sejarah panjang dan patut disebut salah satu contoh dari kerja sama kedua negara yang semakin erat. Sebagai tetangga, sahabat dan mitra baik bagi satu sama lain, China dan Indonesia dengan aktif menyinergikan strategi pembangunan masing-masing, meningkatkan konektivitas kedua negara dan meningkatkan level kerja sama dan perdagangan serta bergandengan tangan demi membangun komunitas dengan masa depan bersama. Kerja sama China-Indonesia sudah menjadi teladan bagi kerja sama antarnegara berkembang.
Menurut data statistik, China menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia selama 9 tahun berturut-turut, menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia selama 6 tahun berturut-turut. Pada 2021, nilai perdagangan bilateral kedua negara melampaui 100 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.703). Seiring dengan berlakunya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), sejumlah kebijakan preferensial diharapkan mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi perdagangan dan kerja sama kedua negara.
Dalam gelaran China-ASEAN Expo ke-19 pada September lalu, pihak Indonesia mendirikan belasan stan dan memamerkan banyak oleh-oleh khas Indonesia, seperti kopi luwak, buah-buahan tropis kering dan biskuit coklat. Selain itu, peserta Indonesia juga menampilkan pertunjukan yang menarik banyak perhatian penonton.
Kerja sama kedua negara di bidang produk kimia dan energi juga berkembang pesat. Salah satu contohnya Guangxi Jingui Pulp&Paper Co., Ltd., yang berada di bawah naungan PT. Sinarmas dan saat ini beroperasi dengan efisiensi tinggi. Di basis produksi perusahaan tersebut, beberapa lini produksi dioperasikan secara full-time dan produknya banyak digemari konsumen baik di China maupun di negara-negara ASEAN.
Di Pelabuhan Qinzhou, Guangxi, produk pertambangan, bubur kayu dari negara-negara ASEAN dan gas alam cair dan produk jadi elektromekanikal dari China sibuk diimpor atau diekspor, banyak diantaranya adalah dari atau ke Indonesia.
Merupakan sebuah kebanggaan bagi SGMW, produsen mobil terkemuka di China, bahwa produk baru mereka Wuling Air ev ditunjuk sebagai mobil resmi untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (G20) yang baru digelar di Bali. Sebanyak 300 unit kendaraan energi baru itu semuanya diproduksi di pabrik lokal di Indonesia.
“SGMW laris di Indonesia. Kami akan meluncurkan lebih banyak produk dan layanan yang unggul untuk memenuhi permintaan masyarakat Indonesia,” kata Han Dehong, wakil manajer umum SGMW Indonesia.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto, hadirnya Air ev buatan SGMW di Indonesia akan mendorong transformasi rantai industri mobil di tanah air dan mendorong perkembangan pesat industri mobil listrik di Indonesia.
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dianggap sebagai salah satu hasil paling signifikan dari kerja sama China-Indonesia dan baru saja diselesaikan uji cobanya dengan disaksikan oleh presiden kedua negara.
KCJB yang direncanakan resmi beroperasi pada pertengahan tahun 2023 akan memangkas waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung dari 3 jam lebih menjadi hanya 40 menit. Seperti halnya kereta cepat itu, hubungan persahabatan dan kerja sama China-Indonesia juga akan terus maju!