Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Debat Calon Rektor Unej, Berebut Narasi Deradikalisasi di Perguruan Tinggi
Monument Triumviraat Perintis Universitas Jember

Debat Calon Rektor Unej, Berebut Narasi Deradikalisasi di Perguruan Tinggi



Berita Baru Jatim, Jember Kamis, 28 November 2019 telah terlaksana dialog publik calon rektor Universitas Jember di Gedung Soetardjo. Dialog ini merupakan wadah pertemuan kandidat calon rektor baru untuk memperlihatkan akuntabilitasnya serta ajang kontestasi penyampaian visi, misi dan cita-cita para kandidat calon rektor baru tersebut, dialog ini terbuka untuk seluruh mahasiswa Universitas Jember. Sebelumnya, para kandidat calon rektor baru ini sudah diseleksi, berawal dari 10 kandidat kemudian diseleksi menjadi 3 calon. Di antaranya adalah Dzulfikar, Iwan Taruna, dan Dafik.

Masing-masing kandidat calon rektor baru memaparkan gagasannya dengan presentasi yang bersisi wacana teori berupa program kerja sekaligus implementasinya dalam menyikapi dan menghadapi deradikalisasi atau pun kebijakan kampus sesuai tema besar yang diusung pada dialog publik ini.

Kandidat calon nomor 1, Dzulfikar memaparkan presentasinya bahwa ia akan membuat program UKM PIB (Pengawal Ideologi Bangsa) yang akan diisi oleh mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ekstra kampus yang sesuai dengan peraturan rektor pasal 20 bahwa universitas berkewajiban untuk senantiasa menjaga toleransi dan anti radikalisasi dengan harapan pihak universitas dapat melakukan deteksi dini, sharing data sebagai acuan pemutusan kebijakan. Zulfikar juga menyampaikan bahwa pencegahan tindak terorisme perlu dilakukan 3 cara, yaitu kesiapsiagaan Nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.

Setelah itu, calon kandidat rektor urutan 2, Iwan Taruna menjelaskan bahwa menurut riset BNPT, mahasiswa Jawa dan Sulawesi terpapar radikalisme dalam tahapan pikiran dan sikap. Oleh sebab itu, kampus harus mencegah penuh. Radikalisme tidak hanya selalu berkaitan dengan agama, hal-hal yang menyimpang dan berlawanan dari 4 pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, adalah sebuah tindakan radikalisme. “Kita tak perlu banyak cara dan program, yang paling penting adalah aktualisasi program-program tersebut” ujarnya.

Calon rektor urutan 3, Dafik menambahkan bahwa perlu diadakan pendidikan karakter dengan cara prevantif dan kuratif, sehingga penyebaran radikalisme dapat diminimalisir atau bahkan dicegah.

“Program ini adalah murni inisiatif dari Badan Eksekutif Mahasiswa, sebagai upaya pengawalan pemilihan calon rektor, untuk tema selanjutnya masih dalam proses kajian. Insyaallah kami akan mengawal dari awal sampai akhir pemilihan. ” Tutur Hendro Prianto, Ketua Panitia, pengurus BEM bagian advokasi gerakan.

Editor : [Ulp]

beras