Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Delapan Adab Santri Terhadap Guru

Delapan Adab Santri Terhadap Guru



Berita Baru, Surabaya – Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad selalu mengedepankan adab di manapun berada; lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu tradisi yang mengakar di Madura adalah mendidik anak sejak dini ke langgar atau surau dalam rangka mengenyam ilmu agama, belajar akhlakul karimah pada seorang guru.

Seorang santri wajib hukumnya hormat kepada kiai selaku guru yang mendidiknya. Karena Allah memuliakan dan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Salah satu hadits Rasulullah:

‎عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: لَيْسَ مِن أُمَّتِي مَن لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنا، ويَرْحَمْ صَغِيرَنا، ويَعْرِفْ لِعالِمِنا حَقَّهُ

Artinya : Dari Ubadah bin Shamit Rasulullah SAW bersabda: Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormat kepada yang lebih tua dan tidak mengasihi kepada yang lebih muda dan tidak tahu kepada hak-hak orang alim (tidak menghormat guru). (HR. Al-Tabrani)

Dan hadits:
‎عَنْ زَارِعٍ وَكَانَ فِي وَفْدِ عَبْدِ الْقَيْسِ قَالَ لَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِيْنَةَ فَجَعَلْنَا نَتَبَادَرُ مِنْ رَوَاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ يَدَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرِجْلَهُ (رواه أبو داود)
Artinya : Dari Zari’ ketika beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata, “Ketika kami tiba di Madinah, maka kami segera turun dari kendaraan, kemudian kami mengecup tangan dan kaki Nabi SAW. (HR. Abu Daud)

Kedua hadits di atas menjelaskan bahwa seorang santri harus memiliki adab yaitu :

  1. Merendahkan diri dan mencintai gurunya agar mendapatkan ilmu yang sempurna. 
  2. Mengagungkan dan meyakini kepiawaian guru agar berkesan dalam hati. Sebagaimana Imam Nawawi menceritakan kebiasaan ulama salaf yang berdoa. 
    ‎اللهم اسْتُرْ عَيْبَ مُعَلِّمِي عَنِّى وَلَاتُذْهِبْ بَرَكَةَ عِلْمِهِ منى
    Artinya : Ya Allah. Tutupilah aib guruku dari penglihatanku, dan jangan Engkau hilangkan barakah ilmunya dariku. (Al-Majmu’, Juz 1)
  3. Selalu mengenang jasa guru. Berkat guru, seorang santri tahu ajaran Allah, selamat dari kesesatan, dan sebagainya.
  4. Santri harus sabar saat guru mendidik dengan keras. Semuanya dilakukan semata-mata demi kebaikan santrinya.
  5. Santri mendapat izin saat memasuki tempat guru, baik saat di kantor atau pun di kediamannya.
  6. Menjaga kebersihan diri (badan dan pakaian) serta memberikan sesuatu dengan tangan kanan. Jika jauh, maka diantarkan ke hadapannya.
  7. Ketika duduk di hadapan guru, maka duduklah dengan sopan atau posisi duduk yang baik dan mendengarkan penjelasannya. Hindun bin Abi Hallah menjelaskan.
    ‎إن النبي صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ أَطْرَقَ جُلَسَاؤُهُ, كَأَنَّ عَلَى رُؤُوْسِهِمْ الطَّيْرَ, فَإِذَا سَكَتَ تَكَلَّمُوا
    Artinya : Jika Nabi SAW berbicara, maka para sahabat yang berada di majelis menundukkan kepala, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung. Jika Nabi SAW telah berhenti bicara, baru mereka berbicara.
  8. Menampakkan ketidaktahuan di hadapan guru saat menyampaikan keterangan, seperti cerita, hukum, dan lainnya. Jadi, santri menampakkan keseriusan dalam mendengarkan penjelasannya seakan-akan baru mendengar.
    ‎إِنِّي لأَسْمَعُ الحَدِيْثَ مِنَ الرَّجُلِ وَأَنَاأَعْلَمُ بِهِ مِنْهُ, فَأُرِيْهِ مِنْ نَفْسِي أَني لَا أُحْسِنُ مِنْهُ شَيْئًا (عطاء)
    Artinya : Ketika aku mendengar hadits dari seseorang, sedangkan aku lebih tahu mengenai hadits itu dibanding dia, maka aku menampakkan diri seakan-akan tidak mengetahuinya sama sekali.

Dari kedelapan adab tersebut, santri  juga harus menghormati segala hal yang berhubungan dengan guru, seperti putra, kerabat, teman, asistennya. Semua dilakukan dalam rangka mendapatkan keberkahan guru. Syekh Az-Zarnuji menjelaskan. 
‎وَمنْ تَوْقِيْرِهِ تَوْقِيْرُ أَوْلَادِهِ, وَمَنْ يَتَعَلَّقُ بِهِ (تعليم المتعلم)
Artinya : Salah satu bentuk memuliakan seorang guru ialah memuliakan anak-anaknya, serta orang-orang yang berhubungan dengan guru. (Ta’limul Al-Muta’allim: 44)

beras