Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Depo Pertamina Tanjung Perak Surabaya Ancam Keselamatan Warga
Sumber Foto: suarasurabaya.net

Depo Pertamina Tanjung Perak Surabaya Ancam Keselamatan Warga



Berita Baru, Surabaya – Warga Kelurahan Tanjung Perak, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) dibayang-bayangi resiko ancaman Depo pengisian bahan bakar milik Pertamina.

Setiap warga kampung di dekat Depo itu dirundung ketakutan menyusul peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang menimbulkan banyak korban, pada 3 Maret 2023 lalu.

Ketakutan itu dirasakan warga karena rumah mereka hanya berjarak sekitar 30 meter dari tangki BBM di area Depo Pertamina, sehingga sangat rentan terhadap dampak bila terjadi kebakaran.

Pipa BBM Pertamina Tanjung Perak Terbakar

Pipa bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina Tanjung Perak Surabaya terbakar pada Kamis malam (23/2). Dikutip dari Okezone, peristiwa itu sempat terekam kamera amatir warga.

“Dalam video tersebut, terlihat api membumbung tinggi di Jalan Prapat Kurung Tanjung Perak,” demikian laporan Okezone, pada Sabtu (15/4).

Kebakaran diduga akibat human error, karena kebakaran terjadi saat petugas Pertamina melakukan perbaikan pipa BBM di Jalan Prapat Kurung Surabaya. 

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, namun lalu lintas menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak sempat mengalami kemacetan.

Pipa BBM milik PT Pertamina terbakar, saat petugas Pertamina sedang melakukan perbaikan pipa, diduga api membara akibat percikan gerinda.

Kobaran api diselimuti asap tebal membuat kawasan beberapa warga di sekitar lokasi panik, dan akses kendaran yang melintas ke pelabuhan Tanjung Perak, mengalami kemacetan.

Beruntung, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, dan Tanjung Perak, dengan cepat tiba di lokasi dan langsung melakukan pembasahan, sehingga api berhasil dipadamkan satu jam kemudian.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran pipa BBM tersebut. Sementara petugas dari Pertamina yang berada di lokasi kejadian, juga enggan memberikan keterangan kepada wartawan.

Warga Dihantui Potensi Kebakaran Depo Tanjung Perak

Ketakutan itu sangat nyata dirasakan warga karena rumah mereka hanya berjarak sekitar 30 meter dari tangki BBM di area Depo Pertamina. Sehingga rentan terhadap dampak bila terjadi kebakaran.

“Warga tidak tahu harus berbuat apa ketika peristiwa kebakaran di depo Pertamina Plumpang terjadi di tempat tinggal mereka,” kata Sholeh, Kepala Rukun Tetangga (RT) setempat, sebagaimana dinukil dari CNN Indonesia, Sabtu (15/4).

Sholeh juga mengungkap, selama Depo Pertamina hadir dan beroperasi, pihak pengelola tidak cukup serius dalam memberikan edukasi dan mitigasi kebencanaan terhadap warga dengan situasi keamanan yang cukup rentan itu.

Sosialisasi yang dimaksud pihak Pertamina hanyalah secarik kertas larangan menyulut petasan atau mercon pada momen tertentu. “Selebihnya tidak ada. Pelatihan kebencanaan misalnya,” terang Sholeh.  

Sosialisasi bencana itu katanya Sholeh, seingatnya cuman dilakukan satu tahun dua kali, ketika mau tahun baru dan hari raya. “Memberi edaran itu pun kadang nggak ketemu saya dititipkan ke anak saya edaran itu,” tegasnya.

Pasalnya, jalur evakuasinya di perkampungan tersebut menurutnya, hanya dipisahkan gang yang selebar 1 meter. “Artinya tanpa pengetahuan jalur evakuasi yang tepat warga bisa terjebak ketika terjadi kebakaran,” tandasnya.

Senada, seorang warga bernama Suryati juga menyampaikan kekhawatirannya akan keamanan keluarganya dari ancaman bencana Depo Pertamina Tanjung Perak Surabaya.

Menurutnya, bisa saja kebakaran terjadi di pemukiman dan merembet ke depo. Namun, jika belum ada alat pemadaman akan makin besar. “Kalau kita yang beli kan nggak mungkin,” pungkasnya. 

Warga mengaku, tidak punya pilihan apalagi harus pindah dari lokasi tersebut meski mengetahui resiko apa yang mereka hadapi. Sebab, rata-rata warga sudah mendiami kawasan ini selama 40-50 tahun.

Klaim Pertamina: Depo Surabaya Sesuai Standar

PT Pertamina Patra Niaga Jatim, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) mengklaim lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Pertamina Tanjung Perak Surabaya sudah sesuai standar tata ruang dan tata kota.

“Kalau dilihat gambar yang diambil sekilas angle (tangki dan rumah warga) dekat, tapi kalau dilihat dari aerial view itu masih masuk dalam batasan standar Amerika, 30 meter dari tangkinya,” kata Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufiq Kurniawan, dikutip dari CNN Indonesia.com.

Menurut Taufiq, Depo Pertamina Perak atau yang disebut Integrated Terminal Surabaya Group memiliki luasan kurang lebih 14 hektare. Tempat ini mampu menampung 225.000 kilo liter gasoline, gas oil dan avtur di 37 tangkinya.

Terminal ini, kata dia, sudah ada sejak 1960-an. Letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan itu sudah disesuaikan dengan tata kota dan tata ruang wilayah untuk menunjang penerimaan material BBM, yang vital bagi konsumsi masyarakat Surabaya dan Jatim.

Menurutnya terminal ini jelas menjadi daya tarik masyarakat karena potensi ekonomi yang ditimbulkan. Maka munculah tempat usaha, hingga pemukiman warga, yang makin lama letaknya kian mendekat ke depo ini.

“Bahwa memang kalau di mana-mana terminal BBM itu jadi magnet baik secara ekonomi maupun secara letaknya, keberadaanya misalnya pekerja yang bekerja di situ kemudian membutuhkan, ada yang kos, laundry dan tempat makan. Sehingga pasti lambat laun permukiman warga itu mendekat ke arah situ karena melihat potensi yang ada dari terminal,” ucapnya.

Jika sudah begitu, menurut Taufiq, masyarakat yang tinggal di sekitar depo, sudah sepatutnya paham akan risiko yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

“Mereka yang tinggal di situ sudah seharusnya sadar akan risiko yang suatu saat mungkin timbul. Hanya saja ini ada insiden Plumpang, ini jadi momen recall sudah amankah kita tinggal di sini, ini kembali ke penataan ruang wilayah dan kota,” katanya.

Kendati demikian, pihak Pertamina meminta agar masyarakat di sekitar depo, khususnya yang tempat tinggalnya berdekatan, untuk tak khawatir. Apalagi sampai masuk ke isu menuntut terminal BBM itu direlokasi.

Kata Taufiq, Integrated Terminal Surabaya Group ini begitu vital, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM masyarakat Surabaya dan Jatim.

“Masyarakat kami minta tidak khawatir dan jangan masuk dalam pusaran isu relokasi. Karena keberadaan terminal BBM di situ ya vital. Soalnya dia titik nol perjalanan BBM di Jatim sebelum disalurkan melalui berbagai macam moda,” ujarnya.

Terlebih, tiap tahun Pertamina juga rutin melakukan pelatihan tanggap darurat kepada warga di sekitar depo. Termasuk tentang penanggulangan kebakaran.

“Kami rutin tiap tahun menyelenggarakan pelatihan tanggap darurat bersama dengan warga dan masyarakat. Itu dilaksanakan di kelurahan Perak Utara, kemudian Tanjung Perak, semuanya di kawasan kecamatan Pabean Cantikan,” kata dia.

Hal ini kemudian dirasa cukup efektif. Sebab selama ini, menurut Taufiq, tak ada kejadian kebakaran yang berarti di permukiman warga di sekitar depo. Masyarakat juga sudah teredukasi dengan baik.

Di sekitar depo, kata dia, juga sudah dilengkapi dengan sistem keamanan seperti pipa berisi air, oil cacther, pola fire protection dan lainnya. Hal itu untuk mengantisipasi kejadian kebakaran hingga rembesan BBM ke wilayah permukiman warga.

“Saya rasa masyarakat Surabaya, khususnya di Kecamatan Pabean Cantikan atau Kelurahan Perak Utara itu sudah terbiasa menghadapi situasi itu dan tahu akan bahaya yang sekiranya muncul dan menjaga. Dan selama ini kan enggak ada kebakaran yang disebabkan oleh puntung rokok atau semacamnya, mereka sudah teredukasi dengan baik,” sebutnya.

Termasuk juga soal pipa yang berada di sekitar depo. Ia memastikan penempatannya sudah sesuai dengan tata ruang. Pipa-pipa itu juga hanya berada di samping jalan raya. Tak sampai ke pemukiman warga.

“Iya karena penyaluran kami juga menggunakan pipa. Yang dilalui sesuai dengan tata ruang diarahkan ke badan jalan, di pinggir trotoar, enggak melalui permukiman warga,” tuturnya.

“Terus tangkinya yang dekat dengan permukiman itu adalah tangki yang kandungan minyaknya lebih sedikit mudah terbakar, bahkan tidak bisa terbakar sama sekali, ada jenis yang kami pertimbangkan di situ,” pungkasnya.

beras