Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ekonom NU: Nilai-nilai Ekonomi Pancasila Entaskan Ketimpangan

Ekonom NU: Nilai-nilai Ekonomi Pancasila Entaskan Ketimpangan



Berita Baru, Surabaya – Ekonom Nahdlatul Ulama (NU) Jaenal Effendi mengatakan bahwa hari lahir (Harlah) Pancasila jadi momentum untuk menjalankan atau mengimplementasikan nilai-nilai ekonomi Pancasila dalam mengentaskan ketimpangan-ketimpangan sosial di masyarakat.

“Ekonomi Pancasila sudah saatnya diimplementasikan untuk meniscayakan nilai-nilai kebaikan dan menindak ketidakadilan,” katanya lewat keterangan tertulis, Rabu (1/6/2022).

Salah satunya, kata dia, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Itu selaras dengan aktualisasi ekonomi Pancasila.

“Implementasi itu dapat membuktikan bahwa ekonomi Pancasila memiliki tujuan mulia, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, pemerataan pendapatan, dan pembangunan yang memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” imbuhnya.

Implementasi tersebut, terang Jaenal, merupakan ciri-ciri dari ekonomi Pancasila yang mengutamakan kemakmuran masyarakat, bukan perorangan, dan berlandaskan demokrasi ekonomi sesuai dengan pasal 33 UUD 1945.

Sehingga, bila tidak diterapkan, lanjut dia, Pancasila hanya akan menjadi gagasan usang saja. Karena kemakmuran hanya akan dirasakan oleh orang yang berpendapatan tinggi, sementara orang berpenghasilan rendah memiliki kecenderungan berbeda. 

“(Itu) bisa dilihat dari indeks pembangunan yang terjadi di masyarakat perkotaan yang lebih cepat dibanding pedesaan yang cenderung lambat,” ujar pria yang pernah menjadi ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) itu.

“Hal itu juga secara tidak langsung menunjukkan ada pengamalan nilai keadilan sosial yang tidak terjadi di Indonesia,” sambung Jaenal.

Ia melanjutkan, harlah Pancasila ini jangan sampai dijadikan momentum seremonial belaka. Momentum harlah menjadi tidak penting jika nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tak diterapkan atau tidak dirasakan oleh seluruh lapisan warga negara.

“Jangan sampai masyarakat beranggapan demikian,” ucap dia.

beras