Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Empat Meninggal, Dinkes Probolinggo Himbau Kenali Gejala DBD
Penyemprotan Demam Berdarah/Foto: Antara

Empat Meninggal, Dinkes Probolinggo Himbau Kenali Gejala DBD



Berita Baru, Probolinggo – Dalam kurun waktu empat bulan, sejak Januari-April 2022, kasus deman berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo meningkat. Catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo menyebutkan ada sebanyak 212 kasus dan empat pasien di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo Mujoko mengatakan faktor kematian terjadi karena pasien datang ke puskesmas sudah dalam kondisi kurang baik. Begitu masuk rumah sakit kondisinya sudah memburuk. Ia menegaskan berdasarkan informasi rata-rata kematian itu karena faktor dehidrasi.

“Intinya pasien DBD harusnya tidak boleh ada kasus kematian, namun karena kematian itu menurut data yang ada virulensinya begitu ganas dan cepat sekali. Penanganannya sebetulnya kalau diikuti sudah ditangani dengan baik, tetapi balik lagi kecepatan recovery,” tuturnya.

Secara teori, lanjut dia, pasien DBD jarang yang meninggal. Namun kecepatan DBD itu luar biasa. Ia mengilustrasikan kecepatan DBD itu seperti air bah. Jika sampai hari kelima lolos maka akan lolos, tetapi jika semakin memburuk sampai hari kelima biasanya cenderung meninggal dunia. Sebab, katanya, kondisi tubuh sudah drop dan banyak pembuluh darah yang pecah.

Ia mengimbau untuk masyarakat harus waspada karena sudah memasuki musim hujan karena di Kabupaten Probolinggo khususnya tepi pantai yang merupakan daerah endemis, sehingga setiap tahun pasti ada yang terkena DBD.

“Usaha pencegahan paling sederhana adalah di tempat tidur dikasih kelambu karena nyamuk Aedes Agepty itu datangnya pagi mulai pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB dan sore pada pukul 15.00 hingga 17.00 WIB,” katanya.

Mujoko mengimbau masyarakat mengenali gejala penyakit DBD yakni seperti orang sakit berupa batuk, demam, pilek, kecapekan dan sebagainya, sehingga dapat berobat ke puskesmas atau rumah sakit sebelum kondisi pasien memburuk.

“Gejala awal adalah panas, lemah, lesu sekali dan semuanya menurun. Biasanya kalau anak-anak gerakannya luar biasa tiba-tiba menurun. Jika dewasa itu sudah merasa loyo dan lemah,” ujarnya.

Ia menjelaskan gejala DBD sangat spesifik sekali karena biasanya kalau demam pada hari pertama, tiba-iba naik dan turun serta mulai ada bercak-bercak merah maka disarankan untuk mengambil sample darah dan jika diperiksa selama 5 menit, maka akan tampak pembuluh darah di bawah kulit.

“Misalnya ada anak sakit hingga panasnya tinggi dan keluar bercak berupa warna merah. Jika ditekan atau penetrasi ditarik ke kanan dan kiri. Jika merahnya semakin jelas itu ada indikasi mengarah ke DBD, tapi kalau merahnya hilang berarti itu gigitan nyamuk biasa atau alergi,” katanya.

Upaya yang sudah dilakukan Dinkes Probolinggo begitu ada kasus DBD dan menerima hasil laboratorium rumah sakit bahwa betul-betul diagnosa DBD, maka Dinkes melalui puskesmas akan melakukan penyelidikan epidemiologi dengan cepat.

“Nanti akan dilihat kanan kirinya sebanyak 20 rumah. Jika ada jentik maka akan diputuskan untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan izin untuk dilakukan pengasapan atau fogging,” katanya.

beras