Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY) bekerja sama dengan HISKI Komisariat UNY gelar Launching dan Diskusi Buku Para Raja dan Pahlawan Perempuan, Serta Bidadari dalam Folklore Indonesia yang disusun oleh Wiyatmi, Esti Swastika Sari dan Else Liliani, pada Selasa, (27/10).
Tangkap Layar Launching dan Diskusi Buku Para Raja dan Pahlawan Perempuan, Serta Bidadari dalam Folklore Indonesia yang disusun oleh Wiyatmi, Esti Swastika Sari dan Else Liliani, pada Selasa, (27/10). (Foto: Beritabaru.co/ Rizal Kurniawan)

FBS UNY Launching dan Bedah Buku Bertema Folklore Indonesia



Berita Baru, Yogyakarta — Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY) bekerja sama dengan HISKI Komisariat UNY gelar Launching dan Diskusi Buku Para Raja dan Pahlawan Perempuan, Serta Bidadari dalam Folklore Indonesia yang disusun oleh Wiyatmi, Esti Swastika Sari dan Else Liliani, pada Selasa, (27/10).

“Yang kami ambil adalah cenderung pada sosok dan spiritnya, bukan tradisi lisannya, hal ini bertujuan untuk mengingat kembali sejarah,” ungkap Wiyatmi.

FBS UNY Launching dan Bedah Buku Bertema Folklore Indonesia
Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., dari Universitas Negeri Jakarta. (Foto: Beritabaru.co/Rizal Kurniawan)

Narasumber pada bincang buku ini adalah Prof. Dr. Suminto A Sayuti, dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengantar dan Prof. Djoko Saryono, M.Pd., dari Universitas Negeri Malang dan Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., dari Universitas Negeri Jakarta. Sedangkan moderator pada bedah buku ini adalah Dr. Pujiharto, ketua PBSI UGM.

Sebelum acara inti yaitu bedah buku, acara diawali dengan presentasi video testimoni para alumni FBS UNY. Lalu disambung dengan sambutan-sambutan.

Teguh Setiawan, Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY mengungkapkan bahwa buku ini adalah hasil penelitian hibah kompetensi DIKTI.

“Acara ini sangat istimewa, selain sebagai silaturahim daring, acara ini sebagai wujud karya yang luar biasa. Semoga menambah wawasan kesusastraan kita, karena ketika mendengar folklore, kita pasti membayangkan cerita-cerita yang sudah lama. Padahal, folklore punya banyak pelajaran yang dapat diangkat menjadi karya,” sambutnya.

Sementara itu, Anwar Effendi, Ketua HISKI Komisariat UNY mengucapkan selamat atas penyusunan sekaligus acara bedah buku,
“Selamat kepada bidadari UNY yang telah menyusun buku ini. Mudah-mudahan ini menjadi hal terbaik,” ungkapnya.

Pemateri pertama adalah Novi, dia mengawali paparannya bahwa folklore tidak hanya sebatas artefak, folklore yang tertulis merupakan bagian warisan kebudayaan yang berkelanjutan.

Kemudian, dia menjelaskan terkait wacana sastra feminis dan karakteristik feminisme.

“Feminisme bukan upaya untuk melawan laki-laki, tapi jauh dari itu, feminisme adalah kemanusiaan dan respon terhadap budaya dominan,” jelasnya.

Selain itu, Novi juga mempresentasikan Jurnal Srinthil, media perempuan multikultural, yang dulunya sempat ia pimpin, sebagai contoh karya-karya yang bertema perempuan. Dia juga menjelaskan panjang lebar kajian-kajiannya yang kebanyakan mengambil latar penelitian di Banyuwangi, seperti Gandrung, Barong Kemiren, Seblang Olehsari, Bakungan dan Keboan Alian.

“Folklore harus menjadi identitas, dan sekaligus menghasilkan dan mensejahterakan masyarakat. Tidak hanya berhenti dari cerita-cerita masa lalu,” tegasnya.

Sementata itu, Djoko berharap bahwa pda ujungnya, semoga kajian-kajian buku ini bisa melahirkan sebuah teoritik baru.

“Harus ada agenda lingual untuk sastra kita. Seperti memperlihatkan perspektif feminis maritim, bagaimana perempuan memegang ruang publik dan domestik,” terangnya.

Acara dilanjut dengan dialog interaktif antara peserta dan narasumber bedah buku. Total ada 142 peserta yang mengikuti forum sampai akhir acara.

FBS UNY Launching dan Bedah Buku Bertema Folklore Indonesia
Pamflet Launching dan Bedah Buku. (Foto: Istimewa)

beras