Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Festival Gus Muhaimin di Sidoarjo, Gerindra: Menaikkan Harga Jual
Waketum DPP Gerindra Gus Irfan (Foto: Faiq Azmi/detikcom)

Festival Gus Muhaimin di Sidoarjo, Gerindra: Menaikkan Harga Jual



Berita Baru, Sidoarjo – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar terus melakukan manuver. Teranyar, ia menggelar festival di Gelora Delta Sidoarjo. Dalam acara itu, Muhaimin mendeklarasikan diri sebagai sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Muhaimin bertekad mengubah nasib rakyat menjadi lebih baik dan tetap tegak berdiri dalam panji persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Menyikapi itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Irfan Yusuf Hasyim mengatakan, secara resmi, Gerindra belum mendeklarasikan koalisi bersama dengan PKB. Untuk itu, semua pergerakan politik masih sangat cair. Irfan melihat bahwa siapapun berusaha menaikkan harga jualnya.

“Termasuk Muhaimin juga berusaha menaikkan harga jualnya. Saya kira sesederhana itu saja,” ujar Irfan kepada Harian Kompas.

Senada, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun menilai pendeklarasian Muhaimin sebagai capres di Pilpres 2024 merupakan hak dari setiap partai, termasuk PKB. Namin Dasco enggan mengomentari lebih jauh mengenai hal tersebut.

Hanya saja, yang pasti, lanjutnya, Gerindra dan PKB pada Senin (8/8/2022) besok, akan bersama-sama menuju ke Komisi Pemilihan Umum untuk mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024. Hal ini menunjukkan bahwa kedua partai telah berkomitmen untuk berjuang bersama dalam menghadapi pemilihan legislatif dan pilpres pada 2024 nanti.

”Kami ingin memperlihatkan kepada rakyat bahwa kekompakan kedua partai ini untuk tujuan Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih maju. Kami akan bertarung bersama menghadapi pileg dan pilpres di 2024,” ucap Dasco.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat, meskipun Muhaimin telah mendeklarasikan diri sebagai capres, tampaknya sulit bagi Gerindra untuk menyandingkannya dengan Prabowo sebagai pasangan capres-cawapres. Sebab, dari sejumlah survei terakhir, elektabilitas Muhaimin masih di bawah 1 persen.

”Bagi Pak Prabowo dan Gerindra saat ini, jika ingin maju di 2024, yang mana itu adalah pilpres keempat kalinya bagi dia, tentu butuh figur cawapres yang bisa mendongkrak elektabilitas Pak Prabowo. Muhaimin di survei-survei, kan, elektabilitasnya tidak muncul secara signifikan. Itu artinya, dalam berbagai simulasi, memang tidak menguntungkan jika diduetkan dengan Pak Prabowo,” ujar Adi.

Namun, di satu sisi, Adi melihat, Gerindra juga membutuhkan PKB untuk meraih suara kalangan nahdliyin. Ceruk basis Gerindra ini tentu harus diperbesar sehingga tidak hanya terbatas pada pemilih partai nasionalis.

”Nah, di sinilah letak rumitnya. Sejauh ini, kan, orang tahu siapa pun yang berkoalisi dengan PKB, wajib hukumnya menyertakan Muhaimin Iskandar sebagai partner,” katanya.

Meski demikian, jalan masih panjang hingga pendaftaran capres-cawapres nanti. Menurut Adi, selama belum ditetapkan, pasangan capres-cawapres masih bisa berubah-ubah.

beras