Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gandeng Komunitas Kesenian, UNEJ Gelar Pengabdian Masyarakat Melalui Workshop Manajemen Seni Pertunjukan

Gandeng Komunitas Kesenian, UNEJ Gelar Pengabdian Masyarakat Melalui Workshop Manajemen Seni Pertunjukan



Berita Baru, Jember – Dalam rangka melakukan pengabdian pada masyarakat, Kelompok Riset dan Pengabdian Masyarakat Sastra Humaniora (Keris-Dimas SASHUM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (UNEJ) bekerjasama dengan Komunitas Seni Paijo Ambulu gelar seminar dan workshop manajemen kreasi seni pertunjukkan pada Jumat, (19/05) bertempat di Aula SMK 1 Pancasila, Desa Ambulu, kecamatan Ambulu, Jember. 

Dalam acara tersebut, Keris-Dimas SASHUM FIB Universitas Jember melibatkan 3 dosen dari Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya. Di antaranya, dua panelis Dr. Asri Sundari, M.Si dan Dra. Sunarti Mustamar, M.Hum, dan Abu Bakar Ramadan S.S, M.A sebagai fasilitator. Dan tiga mahasiswa, antara lain: Khotibul Umam, Sherin Faradisa, dan Imam Fago Alimaqi.

Gandeng Komunitas Kesenian, UNEJ Gelar Pengabdian Masyarakat Melalui Workshop Manajemen Seni Pertunjukan

Dua pemateri membawakan konsep manajemen kreasi seni pertunjukan dalam konteks tradisional dan modern. Asri membawakan materi dengan judul “Pentingnya Pelatihan Tembang Macapat dan Tembang Bebas Pada Teater Tradisional, Sebagai Refleksi Lagu dalam Seni Tradisional”. 

Sedangkan Sunarti membawakan materi dengan judul “Manajemen dalam Pertunjukan Sebuah Teater Modern”. Secara garis besar dipaparkan pemahaman tentang pentingnnya generasi muda mempertahankan kesenian tradisional, seperti tembang macapat dan tembang bebas, dikaitkan dengan media seni pertunjukan teater/modern.

Upaya managerial/memanajemen kreasi pertunjukan kesenian tradisional (tembang macapat/tembang bebas) yang syarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam seni modern ini tidak lepas dari konsep “hibriditas” seni/budaya. Dalam konteks manajemen seni pertunjukan teater modern sendiri melibatkan aspek meliputi perencanaan, organisasi, pengelolaan sumber daya, promosi, desain produksi, pengembangan kreativitas lakon, partisipasi keanggotaan, dan pengelolaan anggaran yang efektif, dan evaluasi.

Pada gelar seminar pelatihan tersebut, dilanjutkan dengan acara diskusi (FGD) yang berupaya menerjemahkan ulang hasil materi yang dipaparkan sebelumnya.

Anggota Komunitas Seni Paijo, Faisol Faruq berpendapat bahwa acara yang diadakan sangat membantu dalam menambah pengetahuan terkait manajemen dan seni pertunjukan, baik dalam perspektif tradisional dan modern. 

“Dalam FGD, para perseta dapat diskusi lebih dekat dan terperinci. Acara ini penting untuk pemberdayaan masyarakat,” jelasnya. 

Sementara itu, salah satu peserta workshop, Riyan, ia mengatakan bahwa pelatihan seperti ini sangat bagus untuk mengetahui seni lebih dalam. 

“Kami berharap acara ini bersifat berkelanjutan, semua materi disampaikan dengan baik dan membekas di ingatan,” tuturnya. 

Sebagai informasi, acara ini diikuti oleh siswa/siswi, kelompok mahasiswa dan organisasi kepemudaan, antara lain: IPNU, IPPNU, IPM.

beras