Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gelar Workshop Riset, Unisma Diskusikan Kearifan Lokal Jawa Timur

Gelar Workshop Riset, Unisma Diskusikan Kearifan Lokal Jawa Timur



Berita Baru Jatim, Malang — Universitas Islam Malang gelar Workshop riset seri 1 dengan tema “Menggali Kearifan Lokal Jawa Timur sebagai Sumber Penanaman Karakter Peserta Didik”, Sabtu, (4/11) via Zoom Meeting.

Dimoderatori oleh Dr. Ari Ambarwati, S.S., M.Pd., workshop tersebut menghadirkan 3 narasumber, yaitu Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. (Ketua Peneliti Kearifan Lokal Jawa Timur, Ristekdikti-Unisma Malang), Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. (Guru Besar Universitas Negeri Jakarta), dan Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, MA. (Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Jawa Timur).

Pembicara pertama Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. meraih hibah riset 3 tahun. Fokus penelitiannya mengenai kearifan lokal di Jawa Timur.

Dikatakannya bahwa pendidikan berperan penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

“Pendidikan karakter merupakan suatu fondasi bangsa dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak,” ujar Wahyuni.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa pendidikan karakter berpotensi dikembangkan dengan memanfaatkan budaya, khususnya kearifan lokal.

Pembicara kedua, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti memaparkan materi “Kearifan Lokal Jawa Timur Basis Pengembangan Karakter”

Pertama, Novi menjelaskan terkait terminologi kearifan lokal lalu dilanjut dengan memaparkan pengalaman risetnya di Banyuwangi dengan fokus bidang seni tradisi, ritual, dan terakhir merambah pada pengembangan ekosiwata bahari di Pelabuhan Nelayan Muncar.

“Ritual dan seni tradisi sebagai ruang ekspresi religiusitas dan estetika mengembangkan ekosistem kebudayaan berdimensi sosial, estetis, teksnologis, ekonomis, dan kuliner berbasis komunikasi,” jelasnya.

Novi juga menegaskan dan mengajak audience, khususnya para periset untuk menghasilkan luaran yang beragam dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pendukungnya.

“Standar luaran secara akademis berupa publikasi ilmiah buku dan artikel jurnal lebih banyak untuk konsumen akademisi,” ujarnya.

Selanjutnya, periset bertanggung jawab moral untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang telah membuka diri dan menyediakan diri sebagai informan.

“Seorang periset sesudah jadi profesor lalu melupakan masyarakat yang telah membesarkannya,” demikian seloroh Novi.

Ia mencontohkan beberapa luaran yang berpotensi meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan masyarakat, seperti naskah akademik, modul pelatihan, kegiatan pelatihan, dan beragam produk inovatif yang dapat dikembangkan oleh masyarakat lokal.

“Luaran-luaran riset sebagai hilirisasi sekaligus sebagai track record dan peta jalan penelitian akan menentukan keberlangsungan dan keberlanjutan riset,” ujarnya.

Pembicara ketiga, Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, MA. memaparkan materi terkait pembagian diskurus lokal.

“Terminologi lokal dibedakan menjadi 3, yaitu pengetahuan lokal, kecerdasan lokal, dan kearifan lokal,” jelasnya.

Seusai pemaparan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disampaikan secara verbal tulis dan lisan. Pertanyaan-pertanyaan kritis yang disampaikan audience menampakkan perhatian dan antusiasme mereka.

Gelar Workshop Riset, Unisma Diskusikan Kearifan Lokal Jawa Timur

beras