Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gus Fayyadl: Menulis Sastra itu Ibadah
Gus Muhammad Al-Fayyadl alias Gus Fayyadl saat menjadi narasumber dalam Seminar Sastra Pesantren “Merumuskan Ulang Sastra Pesantren dalam Konteks Kekinian” di sesi #1. (Dok. Foto: Tangkapan layar YouTube NU JATIM CHANEL)

Gus Fayyadl: Menulis Sastra itu Ibadah



Berita Baru, Surabaya – Gus Muhammad Al-Fayyadl alias Gus Fayyadl menyebutkan bahwa sastra pesantren merupakan ekspresi pengejawantahan manisfestasi dari pandangan hidup, pandangan alam, pandangan dunia, pandangan manusia dan filosofi hidup para kiai. 

Hal tersebut disampaikan dalam Seminar Sastra Pesantren yang digelar Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Jawa Timur yang berlangsung di Aula KH. Bisri Syansuri PW NU Jawa Timur, pada Senin 17 Oktober 2022.

Bagi Gus Fayyadl, sastra pesantren mempunyai dua ciri. Pertama, ta’abbudi (Ibadah) sebab menurutnya mencari ilmu atau ngaji itu ibadah. Begitu juga menulis sastra itu ibadah. “Maka agak aneh juga jika ada nanti sastrawan santri yang kemudian mempresepsi kerja kepenulisannya tidak lagi sebagai ibadah, ini krisis berarti atau problem,” jelas penulis Buku Teologi Negatif Ibn Arabi.

Ciri yang Kedua, Gus Fayyadl menerangkan, tafaqquh fiddin (Pemahaman Agama). Artinya Sastra Pesantren hendak membawa visi agama untuk memahamkan masyarakat luas tentang pesan-pesan agama namun tidak dalam bentuk formal. 

“Jadi hadist itu bisa jadi seribu ekpresi,” terangnya.

Para kiai-kiai, lanjut Gus Fayyadl dalam dakwahnya itu bagian dari sastra. Namun dakwah jangan hanya dipahami sempit sebagai indoktrinasi, sebagai ajakan yang vulgar untuk melakukan sesuatu yang langsung instan. 

“Saya kalau diajak sholat langsung sholat kalau enggak sholat langsung masuk neraka,” katanya mengilustrasikan. Namun dikemas dalam karya dengan estetika dan cara menulis yang rumit. “Yang tidak langsung bebicara yang hendak dibicarakan.”

Menurut Gus Fayyadl sastra itu harus mempunyai nilai. Hanya saja nilai itu jangan dibuat kaku atau jangan dijadikan doktrin tetapi dijadikan landasan dalam berkarya dan berkreasi. 

“Dalam dunia pesantren mempunyai banyak nilai salah satunya nilai barokah,” tutupnya.

beras