Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hari Bakti Rimbawan Ke-40, KTH Besole Tanam Bibit MPTS di Sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS-Popoh)

Hari Bakti Rimbawan Ke-40, KTH Besole Tanam Bibit MPTS di Sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS-Popoh)



Berita Baru, Tulungagung – Dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-40, Kelompok Tani Hutan (KTH) Argo Makmur Lestari nenaman bibit MPTS (multy purpose trees spesies) berupa tanaman buah di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) Popoh di Desa Besole.

Kegiatan yang bertajuk Penanaman Bersama Pada Areal Izin IPHPS KTH Argo Makmur Lestari tersebut berkolaborasi dengan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) wilayah Trenggalek.

Pendamping dari CDK Trenggalek, Hartono, S.Hut mengungkapkan bahwa sedikitnya terdapat 7 blok kawasan di IPHPS KTH Argo Makmur Lestari yang nantinya akan diberlakukan sistem zonasi tanaman.

“Di sini kan ada 7 blok. Harapannya masing-masing blok ada zonasi, dengan komposisi tanaman pokok, tanaman MPTS, tanaman tumpangsari sesuai dengan kondisi mikroklimak setempat,” kata Hartono mengungkapkan.

Tanaman pokok yang dimaksud ialah tanaman kayu-kayuan, tanaman MPTS berupa tanaman buah, sedangkan tanaman tumpangsari ialah tanaman pangan.

Hartono juga menuturkan bahwa untuk penataan kawasan IPHPS, KTH AML menggunakan metode Agroforestri.

“Ada pola kombinasi antara tanaman pokok dengan tanaman MPTS secara tumpangsari. Ada strata tanaman atas, strata tanaman tengah dan strata tanaman bawah” ujar Hartono.

Tanaman pokok kayu, kata Hartono, menempati strata atas, tanaman MPTS di strata tengah, sedangkan tanaman pangan dan pertanian ada di strata bawah.

“Kami gunakan pola agroforestri harapannya ada siklus pendapatan masyarakat. Untuk tanaman semusim, harapannya ada pendapatan musiman bagi masyarakat. Untuk jangka panjang, ada tanaman pokok yang bisa digunakan masyarakat,” pungkasnya.

Untuk meminimalisir kegagalan penanaman yang saat ini tengah memasuki musim kemarau, KTH AML melakukan rekayasa kalender musim dengan menggunakan hydrogel pada tiap tanaman yang baru ditanam.

Penggunaan hydrogel di lubang-lubang sekitar tanaman ini berfungsi sebagai penyedia cadangan air yg diperlukan oleh tanaman, terutama pada tanaman yg baru tanam/tumbuh.

Metode hydrogel ini disosialisasikan oleh CDK Trenggalek dan akan diadopsi oleh KTH AML untuk mengurangi kegagalan penanaman akibat mulai berkurangnya curah hujan di wilayah Tulungagung.

Tanam 7.121 bibit tanaman MPTS

Dengan pendampingan dari Lembaga ARuPA Jogja serta pembinaan dari CDK Wilayah Trenggalek, KTH Argo Makmur Lestari tahun 2023 sedang menaman bibit MPTS sebanyak 7.121 batang. Beberapa diantaranya ditanam untuk menghijaukan sepanjang jalur JLS-Popoh.

Sejumlah 7.121 bibit tanaman MPTS tersebut didominasi oleh tanaman buah, yakni Alpokat 1.355 batang, Durian 1.807 batang, Pete 941 batang, Jambu Kristal 168 batang, Jengkol 83 batang, Lemon 786 batang dan Rambutan 62 batang.

Selain itu, juga ada Sawo Jumbo 679 batang, Jeruk Bali 170 batang, Sukun 250 batang, Nangka 15 batang, Kopi 765 batang, Duku 10 batang, Sapote 10 batang dan Manggis 10 batang.

Pilihan jenis bibit tersebut sesuai dengan usulan dari masing-masing anggota KTH Argo Makmur Lestari yang memiliki 24 Kelompok Kerja (Pokja).

Pulihkan Lahan Tutupan dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Selaku penerima izin Perhutanan Sosial dari Kementrian LHK melalui SK. IPHPS No.8490/2018, KTH Argo Makmur Lestari terus melakukan upaya pemulihan tutupan hutan pada areal izin yang dikelola kelompok ini.

Pendamping KTH Argo Makmur Lestari, Munif dari ARuPA mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan penanaman ini ialah untuk memulihkan tutupan lahan dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan.

“Elaborasi dari 2 tujuan tersebut, maka kami mendorong pola pemanfaatan lahan kelompok dengan sistem pola tanam agroforestry. Sehingga nantinya ada penopang pendapatan pesanggem jangka pendek, menengah dan jangka panjang,” kata Munif.

Menurut Munif, dengan penanaman MPTS ini dapat memenuhi 2 tujuan tersebut, yaitu pemenuhan tutupan lahan dan menambah pendapatan pesanggem dengan buah yang dihasilkan.

Selain dihadiri oleh CDK Wilayah Trenggalek, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung, Dinas PU-PR Tulungagung dan Perhutani KPH Blitar, Perhutani KPH Kediri serta Perhutani KRPH Besole.

Kabid Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung, Reni Fatmawati ucapkan terimakasih kepada para pihak di Tulungagung yang telah mendukung kegiatan ini.

Reni berharap dengan adanya kegiatan penanaman di kawasan IPHPS di desa Besole Ini dapat mengembalikan fungsi hutan sebagai penunjang ekosistem di kawasan Tulungagung Selatan.

“Saat ini program dari kementerian lingkungan hidup yang sedang kita jalankan salah satunya ialah program penyelesaian penguasaan tanah dalam rangka penataan kawasan hutan atau PPTPKH,” kata Reni mengungkapkan.

Dia menjelaskan bahwa PPTPKH merupakan program strategis nasional untuk kepentingan masyarakat yang memiliki pemukiman dan fasum-fasos yang berada di kawasan hutan sehingga nantinya oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada lahan tersebut akan dilepaskan dari kawasan hutan.

Terkait jumlah pemukiman yang sudah terdata dalam PPTKH, Reni menyebutkan bahwa saat ini masih dalam proses verifikasi dan validasi data di tingkat Kabupaten yang nantinya akan diteruskan ke Kementerian.

“Berdasarkan peta indikatif PPTPKH revisi 1, sudah ada kurang lebih 50 desa yang jumlah KK nya belum diketahui karena datanya belum masuk. Diharapkan di awal April ini datanya sudah masuk semua,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, kelompok juga melakukan ritual sedekah bumi sebagai salah satu bentuk kearifan lokal.

Acara ritual sedekah bumi ini dipimpin oleh Muselam, sesepuh adat sekaligus merupakan pengurus KTH AML.

Selanjutnya, ingkung ayam dan tumpeng dibagikan kepada seluruh masyarakat yang hadir dalam kegiatan Penanaman Bersama.

beras