
Indrive Terancam Diblokir di Jatim, Driver: Peminatnya Masih Ramai
Berita Baru, Surabaya – Aplikasi ojek online Indrive dikabarkan menghadapi kemungkinan pelarangan operasional di Jawa Timur karena sejumlah pertimbangan. Informasi ini mencuat setelah perwakilan driver ojol menggelar audiensi dengan pihak Pemprov Jatim dalam aksi unjuk rasa pada Selasa (20/5).
Di sisi lain, para driver Indrive berharap aplikasi ini tetap diizinkan beroperasi. Mereka khawatir kehilangan mata pencaharian, apalagi jumlah pengguna Indrive di Jawa Timur dinilai masih cukup besar.
Dilansir dari detikJatim, salah seorang driver Indrive di Surabaya, TA (50), mengungkapkan bahwa hingga kini layanan Indrive masih banyak diminati, terutama oleh pelanggan yang melakukan perjalanan jarak jauh.
Salah satu alasan Indrive tetap diminati adalah karena tarifnya yang lebih terjangkau dibandingkan aplikasi ojek online lainnya. Selain itu, pengguna juga bisa memilih tarif dan mengajukan penawaran harga kepada driver sebelum perjalanan dimulai.
“Indrive masih cukup ramai, bahkan hampir menyaingi Gojek dan Grab. Terutama untuk perjalanan jarak jauh, banyak yang beralih ke Indrive karena biayanya lebih murah,” kata TA saat diwawancarai detikJatim pada Rabu (21/5/2025).
TA mengungkapkan bahwa dirinya tidak keberatan dengan kebijakan terkait harga karena selisih dengan ojol lainnya masih bisa ditoleransi.
“Kalau selisih Rp1.000 – Rp2.000 penurunan tarif, kami bisa maklumi. Karean di Indrive juga potongannya tidak terlalu besar (ke driver) untuk aplikasi,” ungkapnya.
Sebagai driver, ia tidak ingin aplikasi tersebut dinonaktifkan di wilayah Jawa Timur. Sebab, apabila hal tersebut terjadi, ia terpaksa berganti ke layanan aplikasi lain untuk bekerja sebagai ojol, mengingat usianya tak lagi muda.
“Harapannya kan kami pulang bawa uang, dapur bisa ngebul. Kalau ditutup ya otomatis pindah aplikasi lainnya,” paparnya.
Tak hanya itu, driver Indrive berinisial KN (45) juga mengatakan hal serupa karena sebelumnya ia mengalami PHK sebelum beralih menjadi driver.
“Harapannya ya tidak ditutup aplikasinya, biar begini saja,” ucapnya.
Rencana larangan pengoperasian aplikasi Indrive berawal dari adanya demo besar-besaran ojol di Indonesia, termasuk Surabaya Jatim. Kemudian Pemprov Jatim sepakat mengirimkan surat usulan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melarang operasional Indrive di Jawa Timur.
“Rekomendasi akan segera kami kirimkan. Tujuannya agar Komdigi mempertimbangkan larangan operasional Indrive di Jatim karena mereka tidak mau hadir dalam tiga kali undangan resmi dari pemerintah dan pengemudi,” jelas Nyono, Kepala Dinas Perhubungan Jatim.