Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

romelu lukaku
Inter Milan tegaskan tidak ingin memulangkan kembali Romelu Lukaku dari Chesea walau skema peminjaman.

Inter Milan Resmi Tolak Memulangkan Romelu Lukaku dari Chelsea



Berita Baru, Sepakbola – Inter Milan saat ini tidak tertarik memulangkan Romelu Lukaku dari Chelsea di bursa transfer Januari 2022, walau dengan skema peminjaman.

Kabar kepulangan Romelu Lukaku ke Liga Italia tersebut merebak belakangan. Hal ini berawal dari pernyataan striker Belgia yang mulai tidak bahagia di Chelsea.

Romelu Lukaku ini juga terang-terangan berkeinginan kembali ke mantan klubnya tersebut. Untuk mengulangi kesuksesan seperti saat memenangkan scudetto di musim kemarin.

Hal ini membuat banyak pihak menyarankan agar Inter Milan segera memberikan lampu hijau ke mantan pemainnya walau harus dengan kesepakan pinjaman di bulan Januari.

Dilansir dari Sempre Inter, seorang penyiar Italia dari Sky Sports Italia menegaskan bahwa kemungkinan Lukaku kembali ke pelukan Inter sangat tidak mungkin terjadi.

Penyiar tersebut mejelaskan Nerazzurri tidak akan mengubah rencara transfer mereka selama sebulan hanya demi membuka pintu kepulangan untuk Lukaku.

Sangat masuk akal. Inter Milan baru saja lepas dari krisis keuangan yang terjadi di akhir musim. Jadi, memulangkan Lukaku dengan gaji yang sama dengan musim lalu hampir mustahil bagi Inter.

Fans Garis Keras Inter Milan Tolak Lukaku

Selain itu, klub juga tidak ingin mengganggu keseimbangan skuat mereka yang berada di jalur perburuan gelar kedua, setelah memuncaki klasemen liga dengan unggul sementara 4 angka dari AC Milan.

Wacana kepulangan Lukaku ke Giuseppe Meazza sendiri sebelumnya sudah ditolak mentah-mentah oleh fans garis keras Inter. Pasalnya, Lukaku dianggap sebagai pengkhianat meski sempat jadi pahlawan musim lalu.

Sekedar informasi, Romelu Lukaku meninggalkan Inter Milan pada musim panas kemarin untuk bergabung kembali dengan Chelsea dengan biaya transfer 97,5 juta pounds (setara dengan Rp1,87 triliun).

beras