Jawa Tengah Masih Dikuasai Ganjar-Mahfud tapi Trennya Mulai Menurun
Berita Baru, Jakarta – Jawa Tengah masih dikuasai Ganjar-Mahfud hingga awal Desember 2023 lalu. Hanya saja, tren dukungan terhadap Ganjar-Mahfud mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan survei Indikator Politik Indonesia.
Dalam survei tersebut, menerangkan bahwa elektabilitas capres dengan urut nomor 3 di Pemilu mendatang, menurun hingga 10%. Temuan ini terjadi dalam 2 bulan terakhir.
Jawa Tengah Masih Dikuasai Ganjar-Mahfud: Naik Turun Tren Pendukung
Pemilu Presiden tinggal menghitung hari. Hampir semua media meliput kabar terbaru seputar capres. Bahkan menjelang akhir 2023 menjadi berita trending, di mana orang, khususnya penggiat politik selalu memburunya.
Dari ketiga paslon capres, pasangan Ganjar-Mahfud akhir-akhir ini menjadi sorotan publik, tepatnya sejak awal Oktober 2023. Naik turun elektabilitas tren pendukung adalah hal lumrah.
Namun, kondisi di Jawa Tengah paling menonjol ditunjukkan oleh pasangan Ganjar-Mahfud. Elektabilitas pasangan tersebut pada periode 2-10 Oktober berada di posisi 34,5%.
Penurunan tren pendukung terjadi pada survei 27 Oktober hingga 1 November lalu, yakni berada di angka 27,8%. Sampai pada periode 23 November hingga 1 Desember, kembali menurun di posisi 24,7%.
Penyebab Penurunan Tren Pendukung Ganjar-Mahfud
Menurunnya elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah dibarengi dengan meningkatnya paslon Prabowo-Gibran. Padahal, pada awal 2022, paslon dengan nomor urut 1 tersebut sempat mengalami penurunan. Prediksi penurunan tren pendukung Ganjar-Mahfud adalah kekecewaan masyarakat terkait Piala Dunia 2023.
“Bapak Prabowo berhasil memanfaatkan rasa kecewa mendalam dari basis pendukung kubu Ganjar terhadap gagalnya Piala Dunia U-20, dan hasilnya terjadilah penurunan luar biasa dari dukungan publik terhadap Mas Ganjar,”
kata Peneliti Utama Indikator Politik Burhanudin Muhtadi seperti dikutip dari Merdeka.com.
Di sisi lain, kubu Anies justru memanfaatkan kekecewaan simpatisan Prabowo yang menunjuk Gibran sebagai calon wakil presiden. Alhasil, pendukung Prabowo justru membelok ke paslon Anies. Ternyata, kondisi ini telah terjadi sejak Prabowo memutuskan bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Meskipun terkesan salip menyalip, tetapi Ganjar-Mahfud masih unggul di Jawa Tengah. Padahal, survei menyatakan bahwa paslon ini turun, yang semula 68,1% menjadi 51,7%.
Sedangkan untuk paslon Prabowo, meski mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat, di Jawa Tengah, Ganjar-Mahfud tetap unggul. Adapun paslon Anies-Muhaimin masih konsisten di angka 9%.
Meski saat ini Jawa Tengah masih dikuasai Ganjar-Mahfud, bisa saja survei 1 atau 2 minggu lagi berbeda. Pada intinya, siapa nanti yang terpilih menjadi pemimpin di Indonesia, semoga bisa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Mari sukseskan pemilu sehat dengan menerapkan asas LUBER dan JURDIL.