Jokowi King Maker Putaran Kedua
Berita Baru, Jakarta – Isu Jokowi king maker masih terus menjadi perbincangan yang tak kunjung usai. Sebelumnya jamuan makan siang Presiden Joko Widodo bersama tiga calon presiden memberikan dua pesan utama. Pasalnya, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut ingin menunjukkan pada publik jika benar-benar netral pada Pemilu 2024. Meski, sang anak sulung, Gibran Rakabuming Raka juga ikut menjadi kontestan.
Direktur Visi Indonesia Strategis Abdul Hamied menyatakan bahwa bagaimanapun juga Jokowi akan relatif babak belur citranya karena Gibran ikut maju sebagai cawapres Prabowo.
Keinginan Presiden Joko Widodo untuk menampilkan citra netral tercermin pada pernyataan Anies Baswedan. Pertemuan tersebut seharusnya berlangsung hari Minggu (29/10), namun batal karena Anies Baswedan berhalangan hadir. Ini artinya, berkepentingan untuk menghadirkan Anies sebagai faktor penentu sehingga pesan netral bisa tersampaikan pada publik.
Pesan pertemuan tersebut tentu bukan hanya pada masyarakat yang kecewa dengan keputusan majunya Gibran, namun terhadap Megawati serta PDIP. Menurut Abdul Hamied, terdapat pesan kedua dan tidak kalah pentingnya. Salah satunya terkait posisi Anies Baswedan yang strategis. Untuk itu, Jokowi bersedia menggeser waktu pertemuannya pada hari Senin.
Padahal jika melihat dari sejumlah hasil survei, maka posisi pasangan Anies-Cak Imin relatif yang paling bontot. Bahkan juga tercermin seolah tidak akan mengalami perubahan besar yang bisa menjadikan Amin lolos putaran kedua. Ini artinya, pasangan tersebut yang akan menjadi penentu kemenangan pada pilpres putaran kedua mendatang.
Namun, Jokowi saat ini tengah memasang kuda-kuda dalam menjadikan tempat berlabuh Amin maupun pendukungnya saat putaran kedua. Sebab, siapa yang mendapat dukungan pasangan ini memiliki kans kemenangan lebih besar. Untuk itu, pertemuan sebelumnya sekaligus penjajakan awal oleh Jokowi dalam memainkan peranannya sebagai the real king maker pada putaran kedua.
Sorotan Para Pengamat
Presiden Joko Widodo sepertinya digadang-gadang tengah memainkan perannya sebagai king maker. Sebab, aksinya yang semakin terlihat saat hanya terdapat dua nama capres yang menjadi favoritnya pada pemilihan presiden 2024 mendatang.
Pasalnya, Capres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo dan juga Jokowi memiliki hubungan yang baik. Apalagi saat Presiden memiliki peran sebagai petugas partai teladan.
Selain itu, terkadang Jokowi juga condong dengan rival utamanya dalam Pilpres 2019 dari Partai Gerindra yakni Prabowo Subianto. Hal tersebut semakin kuat oleh keputusan Musra (Musyawarah Rakyat) 2023.
Belakangan ini, Jokowi kembali menunjukkan sikap condong pada Prabowo. Bahkan bisa terlihat dari unggahan Instagram Menteri Pertahanan RI yang mendapat undangan Presiden makan siang bersama ke Istana Bogor.
Pertunjukkan politik yang tengah Jokowi mainkan mendapat sorotan para pengamat. Namun Jokowi juga masih berhati-hati pada siapa akan melabuhkan pilihannya saat Pilpres 2024. Dukungan mendapatkan pengaruhi faktor dari elektabilitas.
Jika Prabowo memiliki kans elektoral lebih besar dalam memenangkan pertarungan, terutama pada putaran kedua. Kemungkinan besar Jokowi juga akan mengarah pada Prabowo.
Sebaliknya, jika Ganjar bisa membalikkan momentum elektoral agar lebih berpihak, maka Jokowi juga semakin dekat kepada Ganjar. Sebab, Jokowi ingin mengikut arus utama yang berkembang pada public. Ini artinya Ganjar tersebut masih bisa menang, sementara Prabowo masih berpeluang untuk menang.
Jika secara eksplisit Presiden Jokowi meng-endorse Ganjar, sebagai petugas partainya, namun terbentur dengan peran Ketua Umum PDIP. Untuk itu, peran Jokowi sebagai king maker putaran kedua bisa terlihat. Pengamat Burhanuddin mengambil kesimpulan bahwa Jokowi tidak akan mengumumkan nama capres yang didukung secara personal.
Jokowi Memiliki Approval Tinggi
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, yakni Burhanuddin Muhtadi, menilai terkait peran Presiden Jokowi menjadi king maker. Pasalnya, tingkat kepuasan masyarakat pada kinerjanya yang masih tinggi. Menurut survei terbaru, responden mengaku puas terhadap kinerja Jokowi. Hasil survei sebagai penggabungan dari responden yang mengaku sangat puas serta cukup puas terkait kinerja Jokowi.
Hal yang menarik mengenai fungsi approval rating tersebut. Presiden Jokowi memiliki approval rating saat secara konstitusional terhalang untuk maju lagi. Sehingga king maker tersebut baru bisa Jokowi mainkan pada konteks pertarungan 2024 mendatang. Menurutnya, seseorang dengan approval tinggi bisa menjadi king maker. Sementara presiden yang tidak memiliki approval tinggi, tidak bisa menjadi king maker.
Burhan mengungkapkan jika kepuasan masyarakat pada Jokowi turun, kemungkinan semua orang menjauhi Jokowi. Sehingga mustahil, jika tingkat kepuasan presiden rendah akan berpengaruh pada konstelasi pilpres berikutnya. Saat ini approval Jokowi terbilang tinggi, sehingga Prabowo dan Ganjar rebutan pengaruh Jokowi. Melihat approval Jokowi sepertinya Jokowi akan menjadi king maker putaran kedua.