Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

jurnal arif

Jurnal Arif Gelar Webinar “Bincang Arif”



Berita Baru, Jakarta – Jurnal Arif gelar Webinar “Bincang Arif” bertema “Lokalitas dalam Industri Kreatif” pada Sabtu, (05/02).

Webinar tersebut bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta, HISKI Komisariat UNJ, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Eva Leiliyanti, Wadek 1 FBS UNJ mengatakan bahwa diadakannya Webinar kali ini, selain sebagai upaya promosi Jurnal Arif, juga untuk merawat ruang dialog akademik.

“Semoga berjalan lancar, dan dapat melahirkan pemikiran-pemikiran baru terkait bahasa dan kesusastraan,” harapnya.

Adapun pembicara dalam Webinar ini, adalah Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Unesa), Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. (UNJ), Dr. Endah Imawati, M.Pd. (Harian Surya), dan dimoderatori oleh Drs. Sudartomo Macaryus, M.Hum. (UST)

Sebagai informasi, program “Bincang Arif” berusaha mengakomodasi temuan-temuan riset yang sifatnya konseptual, informatif, dan praktis terkait Sastra, Budaya, dan Kearifan Lokal.

Jurnal Arif volume 1 nomor 2 diproyeksikan terbit di bulan Februari 2022 dengan mengangkat tema Budaya, Lokalitas, dan Industri Kreatif.

Yuwana yang berbicara mengenai “Lokalitas dalam Industri Kreatif” menguraikan secara konseptual mengenai industri kreatif dan lokalitas dan 17 bidang yang menjadi fokus pengembangan industri kreatif.

“Luaran penelitian farmasi adalah obat, teknik sipil adalah konstruksi bangunan, dan ekonomi antara lain strategi pemasaran. Penelitian bidang sastra apa yang dihasilkan?” ungkap Yuwana, sebagai otokritik juga terhadap dirinya.

“Penelitian sastra dan bahasa yang sebatas mendeskripsi tidak berkontribusi riil dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan,” tambahnya.

Olehnya itu, Yuwana memandang perlunya model penelitian yang partisipatoris, seperti penciptaan lirik lagu, desain produk, arsitektur, animasi, kuliner, fotografi, iklan, dan beragam karya seni rupa serta desain komunikasi visual yang banyak diciptakan berbasis kelokalan.

Berbicara dengan tema “Industri Kreatif Berbasis Seni Tradisi dan Ritual Agraris dan Bahari”, Anoegrajekti menguraikan pengalamannya melakukan penelitian selama 20 tahun di Banyuwangi.

jurnal arif

“Pengembangan industri kreatif memerlukan 5 pilar, yaitu negara, pengusaha, pelaku seni, masyarakat, dan pemuka agama” jelas Anoegrajekti. Oleh karena itu, penelitian-penelitiannya DRPM dan LPDP yang didanai Kementerian Keuangan menghasilkan naskah akademik dan ranperda.

Selanjutnya untuk menghasilkan tenaga terampil sebagai pelaku industri, ditempuh dengan melakukan pelatihan dan penyusunan modul-modul pelatihan yang dapat digunakan oleh masyarakat lokal Banyuwangi.

Selanjutnya, dengan tema “Dari Jurnal ke Media”, Imawati menguraikan peluang-peluang memodifikasi naskah artikel jurnal menjadi reportase di media massa cetak, online, dan digital.

“Dalam artikel jurnal, narasumber atau informan cenderung disembunyikan. Sebaliknya dalam reportase di media massa wajib dimunculkan” ungkap Imawati.

Dengan cara tersebut informasi menjadi lebih cair, komunikatif, dan alami. Strategi selanjutnya adalah negosiasi dengan redasi dan memilih media massa yang menyedikan ruang sesuai dengan yang diminati Ibu/Bapak, seperti rubrik pendidikan, seni budaya, dan tradisi lisan.

Setelah pemaparan materi acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Banyak pertanyaan kritis dan inspiratif muncul dalam sesi ini.

beras