Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kader Kopri Mesti Belajar dari Sejarah
Kopri PC PMII Probolinggo

Kader Kopri Mesti Belajar dari Sejarah



Berita Baru Jatim, Probolinggo – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri (KOPRI) Cabang Probolinggo menggelar peringatan Hari Lahir Kopri yang ke 54 Tahun, Jum’at (26/11/2021). Acara yang berlangsung di Aula Pantai Randutatah itu mengangkat tema “Refleksi Kopri: Peran Kopri dalam kultur Manhajul Fikr”.

Secara simbolis, ulang tahun diawali dengan pemotongan kue yang dilakukan oleh Ketua Kopri PMII Cabang Probolinggo, Rosida yang diserahkan kepada perwakilan Kopri Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Jawa Timur, Faiqotul Munawaroh.

Kader Kopri Mesti Belajar dari Sejarah
Kopri PC PMII Probolinggo

Ketua Kopri PMII Cabang Probolinggo, Rosida menegaskan bahwa dalam melanjutkan proses kader Kopri yang hebat dengan bergerak di organisasi biru kuning ini mesti menengok sejarah.

“Sebagai penggerak perubahan zaman, kita harus mengenang lagi bagaimana perjuangan perempuan-perempuan masa lalu,” tegasnya. Ia juga menilai kader-kader Kopri juga harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Segendang-sepenabuhan, Ahmad Nur Fauzan, Sekretaris PC PMII Probolinggo, memberi ucapan selamat atas ulang tahun Kopri yang telah menginjak usia ke 54 tahun. Ia jua menjelaskan, bahwa Kopri bukan hanya bicara perempuan. “Namun bagaimana menjadi perempuan yang mampu bergerak dan memberi perubahan,” jelasnya.

Faiqotul Munawaroh, Pengurus Kopri PKC PMII Jawa Timur, di Harlah ke-54 ini berharap pada kader-kader PMII, terkhusus kader Kopri agar dapat memberikan kontribusi positif pada perempuan-perempuan Probolinggo. “Dan menjalani arahan-arahan kaderisasi yang disediakan PMII,” pungkasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kaderisasi ke depan merupakan tugas bersama. “Kita mau membentuk kader perempuan di Probolinggo seperti apa. Ini PR kita bersama, kita perlu memikirkan konsep ke depan bagaimana, karena kaderisasi harus kita selesaikan terlebih dahulu,” ujarnya. [Hafiatur Rofiah]

beras