Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta dalam acara diskusi online yang digelar KALIPA dengan tema “Meninjau Arah Gerakan Literasi di Indonesia Perspektif Lokal dan Global pada Jumat, (26/03/2021) via Zoom Meeting. (Foto: Beritabaru.co/Ist)
Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta dalam acara diskusi online yang digelar KALIPA dengan tema “Meninjau Arah Gerakan Literasi di Indonesia Perspektif Lokal dan Global pada Jumat, (26/03/2021) via Zoom Meeting. (Foto: Beritabaru.co/Ist)

KALIPA Gelar Diskusi Online Bahas Gerakan Literasi Perspektif Lokal dan Global



Berita Baru, Yogyakarta – KALIPA (Kampung Literasi Pakem) menggelar diskusi online dengan tema “Meninjau Arah Gerakan Literasi di Indonesia Perspektif Lokal dan Global pada Jumat, (26/03/2021) via Zoom Meeting.

Diskusi tersebut menghadirkan Faruk HT sebagai salah satu pendiri KALIPA dan Novi Anoegrajekti, guru besar Universitas Negeri Jakarta.

Acara dibuka oleh Aprinus Salam selaku moderator. Sebelum memulai diskusi, dia menceritakan proses pendirian KALIPA.

“Kalipa didirakan dua tahun yang lalu, beberapa bulan sebelum pandemi. Awalnya berangkat dari obrolan Prof Faruk dengan kawan-kawan seperti Indra Ismawan, Danuri, Totok Sugiharto, Agus Wahyudi, Indra Ismawan, Budi Sarjono dan beberapa seniman di Yogyakarta,”jelasnya.

Aprinus juga menambahkan bahwa KALIPA Bermimpi punya semacam perkampungan, yang ke depan didesain sebagai kampung literasi, kebetulan berada di daerah Pakem.

“Kami sudah mulai membangun gubuk dan rumah-rumah kecil di atas tanah seluas 3.5 hektar yang sudah disewa 20 tahun bangunan tersebut akan diisi dengan kegiatan-kegiatan seni dan sastra seperti workshop. Beberapa teman-teman pegiat literasi, penulis dan penerbit sudah membangun gubuk di sana,” ungkapnya.

Novi mempresentasikan tentang arah gerakan literasi di Indonesia yang dikerucutkan dengan pembahasan aksi budaya lokal global.

Di awal Novi mengulas literasi secara kompleks dan ditambah pemaparan soal Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang terbagi menjadi 3 gerakan, antara lain Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga (GLK) dan Gerakan Literasi Masyarakat (GLM).

“Prinsip dasar pengembangan dan implementasi literasi baca-tulis adalah keberlanjutan, keterpaduan, represaif kearifan lokal, kontekstual, keutuhan (holistik),” terang Novi.

Novi menambahkan bahwa penguatan literasi terklasifikasi dalam 5 dimensi. Antara lain, dimensi manajerial, dimensi filosofiss, dimensi teoritis, yuridis dan praksis. Sementara ragam literasi terbagi menjadi literasi dasar dan literasi lanjut.
Novi juga menceritakan proses risetnya di Banyuwangi, termasuk persinggungannya dengan berbagi tradisi dan kebudayaan Banyuwangi, termasuk Gandrung.

Novi juga mengutip data dari Indeks Aktivitas Literasi Membaca (ALIBABA). Dalam data tersebut, hasil perhitungan indeks memperlihatkan angka rata-rata indeks Alibaca Nasional tergolong rendah.

“Akses informasi yang semakin cepat, mudah dan murah menjadi peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan beragam peluang untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, produktivitas dan kesejahteraannya,” tutupnya.

Sementara itu, Prof Faruk mengawali pembahasan dalam konteks terminologi kebahasaan literasi itu sendiri. Dia mengawali presentasinya dengan memberi statement bahwa “Literasi itu soal huruf, bukan soal yang lainnya,” tegasnya.

Faruk juga mengkritisi soal penggunaan frasa sastra lisan. Menurutnya, sastra itu huruf, sementara lisan adalah ungkapan.
“Oleh sebab itu, sastra lisan adalah kontradiksi, hal ini sudah banyak diperdebatkan, mosok yo tulisan yo ungkapan,” pungkasnya.

Usai dua pembicara memaparkan penjelasannya, sebelum diskusi interaktif, acara dilanjut dengan pandangan-pandangan soal tema yang sama dari audience di forum.

Sampai akhir acara, ada kurang lebih 210 peserta yang masih aktif.

KALIPA Gelar Diskusi Online Bahas Gerakan Literasi Perspektif Lokal dan Global

beras