Kenalkan Budaya Pada Anak SD, Mahasiswa KKN Unej 10 Gandeng Pegiat Kesenian Besuki
Berita Baru Jatim, Situbondo — Latifatul Hofifah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember (Unej) Back To Village mengadakan kelas kesenian tradisional berupa kelas musik dan tari di poskonya, Gubuk Matahari, Desa Bloro Barat, Besuki, Situbondo pada Sabtu (8/8/2020).
Kelas kesenian tersebut ia kenalkan pada anak SD di sekitar rumahnya sesuai anjuran pemerintah dan universitas. Alat musik yang ajarkan antara lain; gendang, kenong dan gong. Selain itu, tarian tradisional yang diajarkan adalah tarian khas Situbondo yakni Lajar Pandalungan.
“Selama ini jarang sekali ada kegiatan yang mengenalkan kesenian dan budaya lokal terhadap anak-anak SD. Kebanyakan para siswa lebih mengenal kesenian dan budaya lokal ketika sudah berada di bangku SMP. Oleh karenanya dua orang mentor yang merupakan pegiat kesenian Besuki sangat mengapresiasi kegiatan tersebut,” ungkap Latifatul saat diwawancarai via WhatsApp pada Minggu, (9/8).
Kelas musik dan tari yang dikenal sebagai RBS Local (Rekonstruksi Seni dan Budaya Lokal) tersebut diikuti oleh 10 siswa perempuan. Tujuan dari penyelenggaraan kelas tersebut adalah menambah kecintaan para siswa terhadap seni budaya lokal dan juga manambah semangat para siswa untuk tetap melestarikan budaya lokal. Para siswa didampingi dua mentor dari pegiat kesenian Besuki yakni Erwin sebagai mentor bidang musik dan Firdatur Roaini Amalia sebagai mentor bidang tari. Selama kelas berlangsung mereka diberikan beberapa materi pengantar dan melakukan pengaplikasian.
“Berkesenian itu butuh proses dan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan penari itu penuh arti. Menjadi penari selain memikul moral juga untuk menunjukkan ekspresi kita melawan problema. Lanjutkan proses dan semangat,” terang Firda.
Di samping itu, Erwin juga mengungkapkan bahwa ia mengapresiasi kelas seni tersebut pada zaman milenial ini. “Saya bangga adik-adik masih bisa melestarikan musik-musik tradisional yang umurnya mungkin akan cepat tergilis zaman bila tidak dilestarikan. Ingat semua nada yang dihasilkan pada alat musik semua mempunyai makna-makna tertentu,” pungkasnya.
Latifa berharap dengan adanya kegiatan tersebut, generasi muda dapat menanamkan kecintaan terhadap seni dan budaya lokal, serta membangkitkan semangat para siswa untuk tetap melestarikannya.