Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sejumlah Aktivis mahasiswa IAIN Parepare akan turun aksi untuk mempertanyakan kerap mendapat ancaman pembubaran kegiatan. Rabu (25/11)
Sejumlah Aktivis mahasiswa IAIN Parepare akan turun aksi untuk mempertanyakan kerap mendapat ancaman pembubaran kegiatan. Rabu (25/11)

Kerap Dapat Ancaman Pembubaran Kegiatan, Aktivis Mahasiswa IAIN Parepare Akan Gelar Aksi



Berita Baru, PAREPARE – Salah satu kampus perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Sulawesi Selatan terus mendapatkan ancaman pembubaran kegiatan dengan sistem offline.

Para Aktivis Mahasiswa IAIN Parepare akan turun aksi selalu dapat intervensi dari aparat keamanan untuk membubarkan kegiatan-kegiatan penyambutan mahasiswa baru di IAIN Parepare.

“Pada saat audiensi persiapan penyambutan mahasiswa baru kemarin PBAK yang di gelar online dan offline, Rektor akui dapat ancaman pembubaran apabila berlangsung secara offline padahal sebelum adanya Peraturan Walikota,” papar Muh Fajar Ketua SEMA Fakultas Ushuluddin dan Adab.

Lanjutnya, bukan hanya kegiatan PBAK, setelahnya kerap dapat intervensi yang mengaku dari pihak kepolisian. Padahal sesuai Peraturan Walikota (PERWALI) tegas yang dilarang aktivit kerumunan yang tidak mematuhi protokol kesehatan bukan kegiatannya yang dilarang.

“Yang di larang itu ketika ada pelanggaran protokol tidak langsung dikenakan sanksi. Kami tidak terima ada pihak yang mengintervensi kegiatan kami dalam rangka pengembangan bakat dan potensi mahasiswa. Apalagi bulan November sampai Desember adalah momen perekrutan anggota baru organisasi,” tambahnya.

Sama halnya dengan Rahmat Sulastio mengatakan perlu sangat mencermati kembali aturan Perwali untuk memberikan memberikan kebijakan dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bermanfaat di Parepare.

“Kita perlu mencermati segala kebijakan dan aturan yang ada. Kampus PTKIN naungan Menteri Agama memiliki jalur akses tersendiri. Tetapi tidak dipungkiri peran Pemkot mesti kita libatkan demi kooperatifnya kegiatan-kegiatan bermanfaat selama sesuai protokol kesehatan dan juga kegiatan yang membutuhkan izin keramaian dari kepolisian,” katanya.

Kami akan mempertanyakannya kepada pihak aparat keamanan yang seharusnya support kegiatan mahasiswa bukan malah mendapatkan ancaman yang tidak menelaah aturan yang masih bisa di minimalisir.

“Tentu tidak elok di dengar bahasa-bahasa ancaman yang dilontarkan oknum tersebut. Semestinya kebijakan dibuat sesuai Perwali tidak untuk melarang berkegiatan. Tetapi bagaimana pelanggaran dapat di minimalisir dengan melaksanakan ketentuan yang ada. Ini jelas kegiatan izin kepolisian ada 2 kategori ada indikator kecil dengan peserta 300-500 dan ada indikator besar dengan kemungkinan menghadirkan massa 1.000,” tegasnya.

Ahmad Riecardy selaku Ketua DEMA IAIN Parepare mengutarakan berusaha semaksimalkan mungkin merapikan komunikasi yang tidak sesuai prosedur yang ada dan perlu di cermati untuk di tindak lanjuti kedepan nantinya.

“Kita berupaya merapikan komunikasi kepada pihak-pihak terkait dan jika ini benar ada ancaman pembubaran. Kami pastikan itu tidak sesuai prosedur yang ada, mesti kita cermati dan tindak lanjuti ketika ada ancaman tidak berdasar dan terkait aksi yang bakal digelar sementara dalam di konsolidasikan dengan pihak yang menginisiasi gerakan,” ujarnya.

beras